Karena sudah ditugaskan, Syafruddin yang sedang menangani sekitar 250 ribu aset, 60 bank yang harus disehatkan, dan sekitar 60 PKPS terkait BLBI pun langsung mengerjakan perintah tersebut.

“Karena saya ditugaksan, saya harus laksanakan. Kalau tidak ditugaksan, saya tidak akan laksanakan karena itu masalah yang sangat kompleks, banyak saya di luar kepentingan saya (di BPPN),” katanya.

Syafruddin pun menyampaikan kunci kesuksesannya menurunkan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yakni dari Rp 13.000 menjadi Rp 8.800 per dolar adalah bagaiman menjaga supply and demand atau permintaan dan pemenuhannya.

“Jadi kalu permintaan dolar itu tinggi maka itu akan naik nilai tukarnya atau sebaliknya, kalau permintaan terhadap rupiah itu rendah, maka kita akan turun juga dan dolar akan naik,” katanya.

Menurut Syafruddin, ini merupakan masalah yang sangat sederhana, yakni bagaimana masalah supply dan demand. Sehingga yang harus diciptakan itu adalah kita harus menciptkan permintaan yang besar terhadap rupiah.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara