Makassar, Aktual.com – Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo yakin jika Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mampu mengembalikan semuanya kembali normal dan tetap kondusif setelah bentrokan antara polisi dan Satuan Polisi Pamong Praja Makassar.

“Insya Allah kondisi Makassar tetap kondusif dan saya sangat percaya Wali Kota Makassar mampu mengendalikan semua keadaan,” ujarnya saat keduanya hadir dalam acara halal bihalal Kerukunan Keluarga Turatea Jeneponto di Makassar, Minggu (7/8) malam.

Politisi Partai Golkar ini mempercayakan Wali Kota Makassar untuk mengkondusifkan situasi keamanan Makassar serta Sulsel sesuai dengan keinginan dan harapan dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Pada kegiatan yang juga dirangkaikan pembentukan pengurus lembaga pers, seni budaya pemuda dan olahraga itu, gubernur juga meminta kepada semua pihak agar tidak mendramatisir cekcok oknum kedua belah pihak yang berujung bentrokan tersebut.

“Tidak usah didramatisir begitu, Makassar ini akan tetap aman serta Sulsel secara keseluruhan. Kita ditataran pimpinan sangat kompak selalu bersama menjaga situasi dan keamanan kota ini serta Sulsel pada umumnya,” katanya.

Syahrul mengaku insiden yang dipucu kesalahpahaman dua oknum penegak hukum tersebut, dirinya intensif melakukan komunikasi dan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak khususnya wali kota Makassar guna memantau terus keadaan.

Sementara itu, Danny mengucapkan terima kasih mendalam kepada warga Jeneponto yang berdomisili di Makassar dan berharap semua bisa menahan diri dan menyerahkan seluruh persoalan tersebut kepada pemerintah.

“Terima kasih semua dukungan-dukungan yang diberikan warga KKT kepada kami, makasih semua terkendali, percayakan sepenuhnya kepada kami, besok semua anak-anak kita yang masih diamankan di kantor polisi akan kita urus penyelesaiannya secepat mungkin,” pungkas Danny.

Sebelumnya, bentrokan yang terjadi pada dini hari ini merupakan imbas yang terjadi dari insiden di anjungan Pantai Losari Makassar pada pukul 19.40 Wita, di mana pada waktu itu terjadi cekcok adu mulut dan perkelahian antara dua anggota Sabhara Polrestabes Makassar dan anggota Satpol PP Makassar.

Usai pertikaian itu, kedua polisi Bripda Hendrik dan Bripda Asmat melaporkan tindakan penganiayaan yang didapatkannya itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polrestabes Makassar dengan disertai visum dari dokter rumah sakit.

Kedua polisi itu melaporkan anggota Satpol PP Makassar Hendryatno ke SPKT dengan tuduhan tindakan penganiayaan dan pengeroyokan.

Namun beberapa jam setelahnya, sekitar pukul 00.10 Wita, puluhan anggota melakukan penyerangan ke kantor Balaikota yang memang hanya berhadapan kantor dengan Mapolrestabes Makassar.

Anggota Satpol PP yang memang sedang jaga kantor itu kaget dan melakukan perlawanan hingga akhirnya belasan anggota Satpol luka-luka serta seorang anggota Sabhara Polda Sulsel Bripda Michael Abraham tewas dengan dua tusukan sangkur di pinggang kiri belakang serta punggungnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan