أ من تذكر جيران بذي سلم ** مزجت دمعا جرى من مقلة بدم.
“Apakah karena teringat sang kekasih yang berada di Salam (nama pohon yang tumbuh di antara Mekkah dan Madinah), tercampur air mata yang mengalir dari kelopak matamu dengan darah?”
Imam Al-Bushiri memulai Qasidahnya dengan menampilkan sesosok orang lain selain dirinya, untuk ditanyakan tentang perasaan cinta kepada sang kekasih. Cara ini dikenal oleh para ahli bahasa dengan nama Al-Tajrid, yaitu menghilangkan diri sang penyair, dan menampilkan sosok orang lain sebagai titik pembicaraan. Kemudian, Al-Bushiri mulai bertanya kepada sosok itu, tentang sebab darah itu keluar dari matanya? Apakah karena teringat sang kekasih? Seolah Al-Bushiri malu, merasa tidak pantas untuk menampakkan cinta kepada Rasulullah, oleh karena itu beliau tampilkan sosok lain dengan menggunakan cara Tajrid ini.
Salam, merupakan nama pohon yang tumbuh di antara Mekkah dan Madinah yang biasa digunakan oleh para musafir untuk berteduh. Oleh karenanya, pohon ini digunakan oleh Al-Bushiri sebagai icon kerinduan nagi para musafir. Karena Sang kekasih pernah berteduh di sana, atau karena di perjalanan, para musafir selalu rindu dengan tempat berteduh.
Kalimat (جيران) arti asalnya merupakan tetangga, namun yang diinginkan oleh Al-Bushiri adalah Sang Kekasih, yaitu Nabi Muhammad. Kalimat ini juga seolah memberikan isyarat, bahwa para pecinta nantinya akan hidup berdampingan dengan Sang Kekasih di Dar Al-Salam (surga).
Penggunaan kalimat (ذي), memberikan nilai penghormatan, cinta dan pengagungan kepada kata yang disebutkan sebelumnya. Sebagaimana ayat menyebutkan, Allahu Dzul Arsyil Majid, yang tidak hanya memberikan arti Allah memiliki Asry, tapi Allah lebih mulia dari Arsy. Karena susunan kata yang menggunakan kalimat (ذي) menunjukkan kata sebelumnya lebih mulia.
Berbeda dengan kalimat (Shahib) yang menujukan kata sebelumnya berada lebih bawah dari kata yang berada di setelahnya. Sebagaimana kita mengatakan, Abu Bakr Shahib Rasulillah, dan kita tidak mengatakan Rasulullah Shahib Abu Bakr. Karena susunan yang pertama, Abu Bakr Shahib Rasulullah, selain menunjukkan kebersamaan Abu Bakr dengan Rasulullah, tapi juga memberikan arti Abu Bakr derajatnya berada di bawah Rasulullah.
Apakah karena mengingat Sang Kekasih di Salam, air mata yang keluar dari kelopak mata itu keluar tercampur dengan darah?
Cinta yang luar biasa dari orang tersebut membuat air mata rindu yang terus menerus keluar kini kering, karena rindu memang terasa panas dalam hati, yang membuat air mata mengering, dan membuat aliran darah terluka dan pecah, hingga akhirnya, keluar darah sebagai pengganti air mata yang mengering.
Fahrizal Fadil, Mustafad min Habib Muhammad Al-Saqqaf, Ahad 19 Juni 2022.
Artikel ini ditulis oleh:
As'ad Syamsul Abidin