Dari kiri ke kanan, Anggota DPR RI Effendy Simbolon,  Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon Wakil,  Anggota  DPRRI Andreas Hugo Pareira, Anggota DPR RI Syarif Hasan dan Direktur Eksekutif IPS M Tri Andika menjadi nara sumber pembicara dalam acara diskusi yang berlangsung di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Jumat, (20/10). Diskusi mengangkat tema " 3 Tahun Jokowi-JK". Di masa Presiden Joko Widodo ini Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) terus-menerus turun. Pada tahun 2014, IDI masih berada di angka 73,04, terus turun menjadi 72,82 (2015) dan kemudian turun lagi jadi 70,09 (2016). BPS mengatakan, penurunan IDI pada 2016 disumbang oleh turunnya tiga aspek demokrasi, yaitu kebebasan sipil, hak-hak politik, lembaga-lembaga demokrasi. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan, menyatakan optimistis pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dapat memenangkan pemilu presiden 2019.

“Pemilu presiden 2019 situasinya berbeda dengan pemilu presiden 2014, meskipun capres yang berkompetisi tetap sama, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto,” kata Syarif Hasan pada diskusi “Dua Kaki Demokrat, Ganggu Koalisi Parpol?” di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (13/9).

Menurut Syarif, pada pemilu presiden 2019, Joko Widodo menjadi capres dalam kondisi bersih. Ibarat membawa kertas putih yang polos. Sedangkan Prabowo Subinato menjadi capres, ibarat membawa kertas yang sudah ada coretan-coretan.

Pada pemilu presiden 2014, kata dia, Joko Widodo yang berpasangan dengan Jusuf Kalla, tampil sebagai pemenang. Namun, pada pemilu 2019, menurut dia, situasinya sudah berbeda, meskipun capresnya tetap sama.

Dalam pandangan Syarif, pada pemilu 2019, Joko Widodo menjadi capres, dengan membawa kertas yang tidak putih lagi, tapi sudah ada coretan-coretan selama menjadi presiden. “Coretan-coretan tersebut, tergantung siapa yang memandang, sehingga ada yang memandang positif tapi juga ada yang memandang negatif,” katanya.

Anggota Komisi I DPR RI menambahkan, kondisi nilai tukar rupiah yang saat ini melemah akan menurunkan elektabilitas Joko Widodo pada pemilu presiden 2019. “Nilai tukar rupiah masih akan terus melemah hingga akhir tahun, sehingga elektabilitas Jokowi akan menurun,” katanya.

Sementara itu, kata dia, Prabowo Subianto coretan-coretannya sudah lama dan masyarakat saat ini sudah melupakannya. “Karena itu, saya optimistis pada pemilu 2019 dapat terjadi perubahan kepemimpinan nasional,” katanya.

Kalau Pasangan Prabowo-Sandi memenangkan pemilu presiden 2019, menurut dia, Partai Demokrat sebagai anggota koalisi akan mengawal jalannya pemerintahan.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: