Surabaya, aktual.com – Syaikh Prof Dr Mohammad Fadhil Al Jailani secara khusus hadir untuk membahas Tafsir Al Jailani karya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Acara bedah tafsir yang diadakan di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya ini dihadiri oleh Khofifah Indar Parawansa, Ketua Muslimat NU.

Di hadapan ribuan warga yang hadir setelah salat Jumat, Syaikh Fadhil menceritakan bagaimana ia menemukan dan membahas karya tafsir Al Jailani yang hilang selama 800 tahun. Menariknya, tafsir lengkap 30 juz tersebut ditemukan di perpustakaan Vatikan.

“Saya tumbuh besar di bawah pendidikan kakek saya Sayyid Syarif al-Alim al-Muqtada bih wa al-Quthb al-Kamil asy-Syaikh Muhammad Shiddiq Jalilaniy al-Hasaniy. Ayah saya bernama Sayyid Syarif al-Alim al-Allamah wa al-Bahr al-Fahhamah Syaikh Muhammad Faiq Jailaniy al-Hasaniy,” ucapnya.

Setelah tiba di Madinah Munawwarah dan menetap di sana, ia mulai mencari kitab-kitab karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy Radhiyallahu ‘Anhu sejak tahun 1977 di Madinah Al-Munawwarah dan kota-kota lainnya hingga tahun 2002.

Sejak saat itu, ia menghabiskan seluruh waktunya untuk mencari kitab-kitab Syaikh Radhiyallahu ‘Anhu, dan hingga kini, ia masih terus melanjutkan pencarian tersebut.

“Saya telah mendatangi sekitar lima puluh perpustakaan negara dan puluhan perpustakaan swasta yang terdapat di lebih dari 20 negara. Bahkan ada beberapa negara yang saya datangi sampai lebih dari dua puluh kali,” ujarnya.

Dari proses panjang tersebut, ia berhasil mengumpulkan 17 kitab dan 6 risalah, termasuk salah satunya adalah kitab tafsir ini, yang menurutnya tidak ada tandingannya di seluruh dunia.

“Dari perjalanan saya mendatangi beberapa pusat-pusat ilmu pengetahuan, saya pun mengetahui bahwa ada 14 kitab karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy yang dianggap punah. Sebab itu, saya terus melakukan pencarian kitab-kitab itu di pelbagai perpustakaan internasional setelah kitab tafsir ini selesai dicetak dan diterbitkan. Insyaallah,” ujarnya.

“Sungguh saya sangat bergembira dan bersyukur kepada Allah SWT ketika saya mengetahui bahwa jumlah lembaran tulisan karya kakek saya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy radhiyallâhu ‘anhu yang berhasil saya kumpulkan mencapai 9.752 lembar. Jumlah itu tidak termasuk tulisan-tulisan yang akan kami terbitkan saat ini dan beberapa judul yang hilang,” kata Syaikh Fadhil.

Ia juga menceritakan pengalaman luar biasa saat mengunjungi Vatikan untuk mencari karya-karya Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy di perpustakaan terkenal di sana. Saat memasuki Vatikan, petugas imigrasi bertanya kepadanya alasan ia mengunjungi Perpustakaan Vatikan.

Pertanyaan tersebut dijawab oleh seorang teman asal Italia yang menemaninya, dengan mengatakan bahwa ia sedang mencari buku-buku karya kakeknya, Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy.

“Setelah saya memasuki Perpustakaan Vatikan, saya menemukan pada katalog perpustakaan dan beberapa buku yang ada di situ sebuah tulisan dalam Bahasa Italia yang berbunyi: “Filsuf Islam”, dan dalam Bahasa Arab: “Syaikh al-Islâm wa al-Muslimîn”,” ujarnya.

“Dua gelar ini tidak pernah saya temukan di semua perpustakaan yang ada di 3 benua kecuali hanya di sini. Di Perpustakaan Vatikan saya juga menemukan sebuah tulisan tentang Syaikh Abdul Qadir al-Jailaniy yang berbunyi ‘Sang Syaikh Radhiyallahu ‘Anhu membahas tiga belas macam ilmu’,” paparnya.

Kisah ini bisa menjadi inspirasi bagi semua. Bagaimana mungkin karya-karya monumental Syekh Abdul Qadir Al-Jailani justru tersimpan rapi di dalam perpustakaan di Vatikan.

“Alhamdulillah naskah ini selama 800 tahun menghilang dan akhirnya ditemukan secara utuh di Vatikan. Manuskrip yang berisi 30 Juz penuh ini tersimpan secara baik di perpustakaan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa kitab tafsir karya Syaikh Abdul Qadir Jailani banyak digunakan di pesantren-pesantren di Indonesia untuk memahami isi Alquran.

Oleh karena itu, ia menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada Syaikh Fadhil yang telah menjaga manuskrip tafsir Alquran karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Menurutnya, tafsir 30 juz yang membahas ayat-ayat Al-Quran ini sangat berguna bagi para santri dalam mempelajari agama, hukum fiqih, dan Islam secara menyeluruh.

“Dalam tafsir ini kita seolah-olah mempelajari samudra tasawuf dari ayat ke ayat. Dan, alhamdulillah, Tafsir Al-Jailani yang dalam bahasa Arab telah diterbitkan oleh Markaz Al-Jailani Turki sebanyak 6 jilid, kini telah berhasil diterjemahkan dalam bahasa Indonesia juga 6 Jilid,” kata Khofifah.

“Kami sangat berterima kasih dengan perjuangan penelitian yang dilakukan Syekh Dr Muhammad Fadhil dalam menyelamatkan manuskrip-manuskrip langka ini. Terutama yang berkaitan Tafsir Al-Jailani. Kami terharu saat mendengarkan langsung kisah pengkajian dan penelitiannya selama puluhan tahun,” katanya.

Kitab Tafsir Al-Jailani telah diterjemahkan pada bulan Maret 2022 kedalam Bahasa Indonesia secara lengkap 30 juz atas prakarsa Zawiyah Arraudhah Markaz Al-Jailani Asia Tenggara yaitu satu-satunya organisasi yang diamanahi untuk menyebarluaskan dakwah Maulana Syeikh Prof. DR. Muhammad Fadhil al- Jailani al-Hasani di seluruh Asia Tenggara.

Buku tafsir yang ditulis oleh Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani ini kini dapat diakses oleh masyarakat Indonesia dalam bahasa mereka sendiri. Langkah ini diharapkan dapat memperluas pemahaman dan apresiasi terhadap karya-karya ulama besar dalam khazanah literatur Islam.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain