Allah Maha Tahu terhadap kemaslahatan hambaNya, sehingga ketika seorang hamba berdo’a, maka Allah akan memberikan yang terbaik untuknya. Allah berfirman:

“إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ”

Artinya: “Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Menyayangi terhadap apa yang Ia kehendaki, karena sesungguhnya Dia adalah yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana “(QS. Yusuf:100). Sehingga apa yang telah dituliskan oleh Allah, sesungguhnya itu adalah yang terbaik untuk hambaNya.

Terkadang seorang hamba meminta sesuatu yang merupakan kemadharatan untuk dirinya, karena dia tidak tahu pada hakekatnya apa yang menjadi kemaslahatannya. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah:

“وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ”

Artinya: “Dan boleh jadi kamu membenci terhadap sesuatu sedangkan itu lebih baik buatmu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu sedangkan itu tidak baik untukmu. Dan Allah adalah Maha Tahu sedangkan kalian tidaklah tahu”(QS. Al Baqarah: 216).

Adapun waktu ijabahnya, seorang hamba juga harus menyerahkan kepada Allah Ta’ala, dan tidak boleh memaksakan sesuai dengan kehendaknya. Hal ini kembali kepada kemaslahatan kita sendiri, serta hikmah dari segala sesuatu yang telah Allah tuliskan untuk hambaNya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid