Maka hendaklah kita memperhatikan ibadah yang satu ini, ibadah yang tidak kalah pentingnya dengan ibadah-ibadah dzahir lainnya. Ini adalah merupakan sunnah dari baginda Nabi kita Muhammad SAW, yang harus senantiasa kita hidupkan. Baginda Nabi SAW telah bersabda:
“مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى قَدْ أُمِيتَتْ بَعْدِى فَإِنَّ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلَ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا”
Artinya “Barang siapa yang menghidupkan sunnah dari sunnahku yang telah ditinggalkan olehku, maka baginya pahala seperti orang yang menjalankannya tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka”(HR. Turmudzi).
Dengan akhlak, Nabi dicintai oleh semua makhluk Allah Ta’ala. Musuhnya pun mengakui akan kemuliaan akhlak baginda, sehingga mereka mencintai dan memeranginya dalam satu waktu.
Tidak ada satupun dari mereka yang mampu mencela Nabi dari segi akhlaknya, bahkan sebelum beliau diutus sekalipun. Beliau sudah dikenal dengan julukan Al Amin yang artinya orang yang amanah. Sayyiduna Ali RA mengatakan:
“مَنْ رَآهُ بَدِيهَةً هَابَهُ وَمَنْ خَالَطَهُ مَعْرِفَةً أَحَبَّهُ“
Artinya “Barang siapa yang melihat baginda Nabi sekilas, maka ia akan takut akan karena kewibawaanya, dan barang siapa yang bersamanya maka akan mencintainya”(HR. Turmudzi).
Dimana cinta ini tidaklah ada melainkan karena akhlak baginda yang menghiasinya. Wallahu A’lam
Laporan: Abdullah AlYusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid