Jikalau Nabi Yahya saja dikatakan “وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ” yang artinya “ Dan sebagai tuan, sebagai orang yang tidak menikah, sebagai Nabi dari orang-orang yang shaleh” (QS. Aal Imran :39).
Apalagi Nabi kita yang merupakan imamnya para Nabi dan Rasul, Imam dari semua makhluk Allah di langit dan di bumi صلى الله عليه وآله وسلم
Maka dari itu para ulama mengistihbabkan untuk untuk menyebutkan kata “ sayyidina” yang artinya adalah “tuanku” sebelum menyebutkan nama beliau.
Sebagaimana ketika kita membaca sholawat atas Nabi SAW pada tasyahhud dalam solat, membaca doa setelah adzan dan pada tempat-tempat lainnya. Wallahu A’lam
Laporan: Abdullah AlYusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid