Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani saat memberikan tausiyahnya ke Majelis Zawiyah Arraudah, di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017).Dihadapan ratusan jemaah, Syekh Yusri menjelaskan ihwal sufi atau orang yang mendalami tasawwuf. AKTUAL/Munzir
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani saat memberikan tausiyahnya ke Majelis Zawiyah Arraudah, di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017).Dihadapan ratusan jemaah, Syekh Yusri menjelaskan ihwal sufi atau orang yang mendalami tasawwuf. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri menjelaskan diantara tanda pemikiran fitnah akhir zaman ini adalah “والدا النبي كفروهما”, yaitu “orang tua Nabi Muhammad, mereka kafirkan”. Mereka menuduh orang tua Nabi sebagai orang yang menyekutukan Allah Ta’ala berdasarkan pemahaman mereka terhadap dua hadits dengan hati yang sakit. Hati yang memandang Nabi SAW sebagai manusia biasa, yang tidak memiliki kemuliaan disisi Sang PenciptaNya.

Sebagaimana mereka selalu mengatakan Nabi Muhammad adalah manusia biasa, berdalilkan ayat yang hanya diambil separuhnya, yaitu ayat “..قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ yang artinya “ katakanlah wahai Muhammad bahwa sesungguhnya saya adalah manusia (biasa) seperti kalian “, dan melupakan lanjutan ayat tersebut yang merupakan keistimewaan dari seorang Nabi, yaitu “يُوحَى إِلَيَّ” yang artinya “ yang telah diwahyukan kepadaku “(QS. Fushilat :6).

Mereka menuduh Ibu Nabi yang bernama sayidah Aminah dengan tuduhan yang tidak pantas dituduhkan kepada ibu dari orang yang wajib kita cintai lebih dari diri kita sendiri, dimana cinta kepadanya merupakan tanda keimanan kita. Nabi SAW bersabda “لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ” yang artinya “ tidaklah kalian dikatakan beriman, hingga kalian lebih mencintai diri saya daripada orang tua dan anak-anak kalian “(HR. Bukhari ).

Mereka memahami hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan Imam Muslim RA, Nabi bersabda:

“اسْتَأْذَنْتُ رَبِّى أَنْ أَسْتَغْفِرَ لأُمِّى فَلَمْ يَأْذَنْ لِى وَاسْتَأْذَنْتُهُ أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأَذِنَ لِى”

Artinya: “Saya meminta izin kepada Allah untuk memintakan ampunan untuk ibuku kemudian Allah tidak mengizinkanku. Dan saya meminta izin kepadaNya untuk menziarahi makamnya (Ibu Nabi) lalu Allah mengiziku “(HR. Muslim).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid