Kemudian setelah tiga tahun berikutnya yaitu pada tahun 198 H, datanglah Imam Syafi’i ke Mesir dan memilih untuk tinggal dekat dengan Sayyidah Nafisah karena keilmuannya. Hingga para ulama semasanya menjulukinya dengan “Nafisatu Al Ulum“, karena keunggulan pendapat dan kecerdasan akalnya.

Sayyidah Nafisah pun membuat masjid di dekat rumahnya dan menjadikan Imam Syafi’i sebagai imam shalat tarawihnya. Imam Syafi’i ketika itu mengajar di masjik Amru bin Ash, dan beliau selalu menghampiri Sayyidah Nafisah untuk meminta do’a.

Imam Syafi’i lahir pada tahun 150 H di Ghaza, yaitu pada tahun dimana Imam Abu Hanifah meninggal di Iraq. Sehingga ulama mengatakan: “مات الإمام وولد الإمام” yang artinya “telah mininggal sang Imam dan terlahir sang Imam“.

Imam Syafi’i setiba di Mesir sering sakit, sehingga tatkala tidak bisa datang ke Sayyidah Nafisah untuk meminta doa, maka beliau mengirimkan muridnya untuk memintakan doa padanya.

Hingga suatu saat Sayyidah Nafisah tatkala diminta doa, ia berkata “ متعك الله لوجهه الكريم“ yang artinya “Semoga Allah memberikanmu kenikmatan untuk bertemu dengan-Nya“, dan sang imampun faham akan isyarahnya, yaitu beliau tidak lama lagi akan meninggalkan dunia ini.

Sebelum meninggal beliaupun berwasiat agar disalati oleh Sayyidah Nafisah di masjidnya, dimana sang imam menjadi imam tarawih di masjid tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid