Beliau wafat pada tahun 205 H, dan tiga tahun setelahnya Sayyidah Nafisah pun meninggalkan dunia ini, yaitu pada tahun 208 H tepatnya.
Sayyidah Nafisah menggali makamnya sendiri sebelum wafat dan mengkhatamkan Al Qur’an sebanyak 190 kali di dalam liangnya kuburnya.
Diantara karamatnya, telah diriwayatkan bahwasanya ada seorang tetangga yahudi yang memiliki anak perempuan cacat lumpuh tidak bisa berjalan, lalu dibawa ke rumahnya.
Ketika itu Sayyidah Nafisah berwudhu dan shalat, lalu anak perempuan yahudi tersebut mengambil air bekas wudhu dan mengusapkannya ke kakinya.
Ketika Sayyidah Nafisah selesai shalat, anak perempuan yahudi tersebut bisa jalan dan pulang ke rumahnya untuk memberikan kabar gembira kepada kedua orang tuanya. Dan mereka masuk islam dan orang-orang yahudi lainnya, selain karena ayahnya adalah seorang ulama yahudi.
Diantara karamahnya Sayyidah Nafisah RA, diriwayatkan bahwa suatu saat nil yang merupakan sumber kehidupan bangsa Mesir kering dan tidak mengalir, kemudian ahli Mesir pun datang kepadanya, untuk meminta doa, lalu ia memberikan kerudung atau niqabnya dan berkata “lemparkan ini ke sungai nil”.
Tidak lama pun sungai nil kembali mengalir berkat doa Sayyidah Nafisah. Sebagaimana hingga sekarang, makamnya adalah merupakan tempat yang mustajab untuk berdo’a. Mesir selalu terjaga dari fitnah yang menimpanya, dengan keberkahan para ahli bait Nabi Muhammad SAW.
Tidaklah fitnah itu datang kepada ummat islam, melainkan hilang dan dan Allah berikan kemenangan di Mesir, sebagaimana kisahnya perang salib, tatar, mongol dan lain sebagainya. Wallahu A’lam
Laporan: Abdullah AlYusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid