Baginda Nabi Ibrahim telah dikaruniai dengan dua anak, yaitu Nabi Ismail AS dari sayyidah Hajar yang dijuluki dengan Abu Al ‘Arab yaitu ayah dari bangsa Arab, dan Nabi Ishaq AS dari sayyidah Sarah yang menurunkan Bani Israel. Adapun hal lain yang menguatkan pendapat ini yaitu firman Allah:

“فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ”

Artinya: “Dan kami telah karuniakan kegembiraan kepadanya dengan (dilahirkan) Ishaq, dan datang setelah Ishaq yaitu Ya’qub”(QS. Hud: 71).

Kabar gembira ini berisikan bahwasanya akan dilahirkan seorang dari keturunannya yang bernama Ya’qub, ketika Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq masih hidup.

Maka bagaimana mungkin setelah kabar gembira ini datang, kemudian Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk menyembelih Ishaq ketika ia kecil?. Maka pasti bukanlah Nabi Ishaq yang diperintahkan untuk disembelihnya, akan tetapi Nabi Ismail.

Dikuatkan lagi oleh hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al Hakim dan para pengarang kitab sejarah lainnya, bahwa baginda Nabi SAW pernah dipanggil dengan sebutan “يا ابن الذبيحتين” yang artinya “Wahai anak laki-laki keturunan dari dua orang yang hendak disembelih”, kemudian Nabi pun tersenyum seakan mengiyakannnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid