Ketika memiliki nafsu untuk menjadi orang terkenal ataupun memiliki jabatan, maka ingatlah sabda Nabi SAW:
“إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ “
Artinya: “Sesungguhnya kalian akan berambisi untuk menjadi seorang pemimpin, diamana kepemimpinan itu akan menjadi penyesalan di hari kiamat nanti”(HR. Bukahri).
Sehingga untuk menutup pintu syaitan yang ketiga ini yaitu dengan cara memeranginya dan dan memberikanya sesuai dengan yang diperbolehkan oleh Allah Ta’ala. Yaitu dengan mengingat kepada petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad SAW.
Telah diriwayatkan bahwasanya sayiduna Ali Zainal Abidin bin Husain RA ketika seorang hambanya dengan tidak sengaja menjatuhkan kendi tatkala menuangkan air kepadanya untuk berwudhu, sehingga mengenai kepalanya dan terluka.
Lantas beliau melihat ke arahnya , lalu spontan hamba itu berkata “وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ “ yang artinya “ Da mereka yang menahan amarahnya “ (QS. Aal Imran:132). Kemudian sayiduna Ali mengatakan “ya aku telah menahan kemarahanku”.
Lalu hambanya pun berkata lagi “وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ “ yang artinya “ dan orang-orang yang mengampuni manusia “(QS. Aal Imran:132), lalu syiduna ali RA pun berkata “ ya aku telah maafkan kamu “. Lantas hamba itu mengucap lagi “وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ” yang artinya “ dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik “(QS. Aal Imran:132), kemudian beliaupun menjawab “ pergilah kamu, aku telah memerdekakanmu “. Beginilah akhlak dari cicit Nabi Muhammad SAW yang merupakan didikan dari sang kakek pemilik akhlak mulia ini. Allah A’lam
Laporan: Abdullah Alyusriy
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid