Hal ini adalah sesuatu yang tidak bisa masuk akal, karena secara teori keilmuan, badan Nabi akan hancur lebur karena tidak mungkin bisa bertahan dengan kecepatan ini. Akan tetapi, Sifat Kuasa Allah di atas akal makhlukNya, sehingga menjadikan baginda Nabi SAW kuat dalam hal ini.
Adapun kecepatan perjalanan baginda Nabi SAW ketika mi’raj, adalah melebihi kecepatan isra’, karena apabila baginda menggunakan kecepatan cahaya, maka baginda Nabi belumlah sampai ke bumi ini. Sebagaimana Nabi bersabda
“ارْتِفَاعُهَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَمَسِيرَةُ مَا بَيْنَهُمَا خَمْسُمِائَةِ عَامٍ”
Artinya “ jarak antara bumi dan langit adalah sejauh perjalanan lima ratus tahun “(HR. Turmudzi). Maka Nabi memerlukan 7000 tahun lamanya untuk sampai ke langit tujuh, karena jarak antara bumi ke langit adalah 500 tahun.
Begitu pula jarak antara langit ke langit atasnya, serta ketebalan masing-masing langit juga jaraknya sama, yaitu perjalanan 500 tahun.
Sehingga untuk sampe ke bumi ini lagi, baginda Nabi membutuhkan 14000 tahun lamanya. Akan tetapi baginda Nabi SAW menggunakan kecepatan “ كن فيكون” yaitu sifat Kehendak dan Kuasa Allah, sehingga hanyalah memerlukan sesaat dari waktu malam. Sebagaiman AlQur’an menyebutkan “ ليلا“ menggunakan isim nakirah yang berarti sedikit dari waktu malam.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid