Banyaknya thariqat ini adalah bukan sebagai bentuk perselisihan akan tetapi sebagai keragaman, dalam mengobati setiap penyakit yang ada, agar semua sampai wushul kepadaNya. Allah berfirman:

“وَأَنَّ إِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى “,

Artinya: “dan hanya kepada Allahlah tujuan akhir” (QS. An Najm:42).

Allah berfirman:

”وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا“

Artinya:“Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) karena Ku, maka sesungguhnya akan saya tunjukkan kepadanya akan jalan-jalanKu “(QS. Al Ankabut: 69).

Bisa jadi seorang itu memiliki thariqah yang bisa menyampaikan dirinya kepada Allah, dan tidak sesuai untuk orang lain.

Suatu hari pernah seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad SAW kemudian berkata “ wahai Rasulullah katakan kepadaku sebuah nasihat yang saya tidak akan memintanya lagi dari selain engkau”. Kemudian Nabi menjawab “ Katakan saya beriman kepada Allah dan istiqomahlah”. Kemudian ada sahabat lain bertanya kepada Nabi SAW “ nasehatilah saya wahai Rasulullah “, Nabi menjawab “ janganlah marah”.

Sebagaimana diriwayatkan bahwasanya saiduna ‘Ubadah ibnu Shamit pernah mengambil janji dari Nabi Muhammad SAW untuk tidak meminta apapun kepada manusia. Barang kali beliau merasa sering bersandar kepada manusia, dimana ini adalah hijab yang menghalangi dirinya dari Allah, Nabipun mengatakan kepadanya “Janganlah kamu meminta apapun dari manusia “.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid