Adapun orang yang mengotorinya, dengan selalu mengikuti hawa nafsunya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang celaka, dengan tidak merasakan indahnya munajat ini. Sebagaimana Allah berfirman:
“وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا”
Artinya: “Dan sesungguhnya telah rugilah orang yang mengotori jiwanya “(QS. Asyams:10).
Membersihkan jiwa adalah dengan cara meninggalkan perkara yang tercela serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala, yaitu dengan memerangi hawa nafsu, meninggalkan sesuatu yang diharamkan sebisa mungkin, serta menjaga adab pada setiap nafas berhembus dan muraqabatullah (merasa diawasi oleh Allah).
Semua hal ini bisa meredupkan nikmatnya hawa nasfu, sehingga ia hanya merasakan kenikmatan ketika sedang merasa dekat dengan Allah Ta’ala.
Imam Ja’far RA mengatakan:
“إن ما بين العبد وبين الوجود أن تسكن التقوى قلبه فإذا سكنت
التقوى قلبه نزلت عليه بركات العلم وزالت عنه رغبة الدنيا”
Artinya “ sesungguhnya diantara seorang hamba dan Tuhannya adalah ketakwaan, apabila ketakwaan itu menempat pada hatinya maka keberkahan ilmu akan turun kepadanya, dan akan hilang kecintaan dunia dari hatinya“.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid