Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nabi Ibrahim AS juga datang kepada para penyembah bulan, dan berkata kepada mereka ketika melihat bulan ini tenggelam.

“لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ”

Artinya: “Sesungguhnya jikalau Allah Tuhanku tidak memberikan petunjuk kepadaku, maka aku termasuk dari golongannya orang yang tersesat “(QS. Al An’am : 77). Kata-katanya mengandung arti bahwa para penyembah bulan ini adalah merupakan orang yang tersesat.

Yang terakhir Nabi Ibrahim AS pergi kepada para penyembah matahari, yaitu mereka menganggap bahwa cahaya matahari adalah lebih kuat dari pada cahaya yang lain, bahkan matahari ini adalah sebagai sumber dari semua cahaya alam semesta.

Kemudia Nabi Ibarhim keitka melihat matahari itu juga tenggelam meskipun lebih besar dari pada bintang dan bulan, lalu berkata kepada mereka:

“قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ ”

Artinya “ Ibrahim berkata :” wahai kaumku, sesungguhnya saya adalah orang yang suci dari apa yang kalian sekutukan “(QS. Al An’am : 78).