Petugas mengevakuasi metromini yang tertabrak rangkaian KRL di perlintasan Stasiun Angke, Jakarta, Minggu (6/12). Bus Metromini B80 jurusan Kalideres Jembatan Lima menerobos masuk lintasan kereta api akibatnya bus terseret sekitar 200 meter, menyebabkan 13 orang tewas dan tujuh orang terluka. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pd/15

Jakarta, Aktual.com — Mantan anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta, Tulus Abadi menilai tabrakan Kereta Api Rel Listrik (KRL) Commuter Line dengan bus metromini di perlintasan Angke, Jakarta Barat merupakan bukti bahwa pengelolaan angkutan umum di Jakarta masih buruk.

“Kecelakaan tersebut merupakan bukti yang paling telanjang bahwa transportasi umum di Jakarta sudah rusak dari sisi hulu hingga hilir,” kata Tulus Abadi melalui pesan singkat diterima di Jakarta, Senin.

Tulus mengatakan dengan kondisi demikian maka hak konsumen sebagai pengguna transportasi umum hanya akan menjadi “mimpi di siang bolong”. Jangankan mendapatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan pun tidak terjamin.

Apalagi, ketidakberesan pengelolaan itu juga telah merembet ke transportasi umum yang dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri, yaitu TransJakarta.

Tulus kemudian menyebut kejadian KRL Commuter Line yang menabrak bus TransJakarta di persimpangan Jalan Panjang, Jakarta Barat pada Sabtu (28/11). Beruntung, saat itu hanya bagian depan bus saja yang tertabrak sehingga tidak banyak korban.

“Pembenahan transportasi umum yang dijanjikan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama saat berkampanye bersama Joko Widodo belum terlihat hasilnya. Justru performa transportasi umum Jakarta semakin merosot,” tuturnya.

Tulus mengatakan hal itu terlihat dari minat masyarakat untuk menggunakan angkutan umum masih sedikit, yaitu kurang dari 11 persen dari total perjalanan di Jakarta.

“Yang lebih tragis, ‘transportasi umum’ yang berkembang di Jakarta justru roda dua yang jelas-jelas tidak memenuhi syarat sebagai transportasi umum,” katanya.

Sebuah KRL Commuter Line rute Kampung Bandan-Duri menabrak bus metromini jurusan Kaliders-Grogol di perlintasan Angke, Jakarta Barat pada Minggu (6/12).

Diduga, sopir yang mengemudi bus metromini penuh penumpang itu menerobos pintu perlintasan sehingga menyebabkan 18 orang meninggal dunia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan