Jayapura, Aktual.com – Para kepala suku raja di tujuh wilayah adat di Tanah Papua meliputi Mamta, Saireri, Anim Ha, La Pago, Mee Pago, Domberai dan Bomberai menggagendakan musyawarah besar di Kota Jayapura pada 15-17 April 2016.

Ketua badan musywarah (Bamus) tujuh wilayah adat Papua, Agustinus Donald Ohee di Kota Jayapura, Minggu (10/4) mengatakan kegiatann tersebut akan membicarakan sejumlah agenda kekinian yang terjadi di Bumi Cenderawasih.

“Salah satunya membahas tentang keseriusan Presiden Jokowi membangun Papua tapi tidak diimbangi dengan persoalan tanah untuk keperluan pembangunan, yang sampai sekarang banyak yang bermasalah,” katanya.

Contohnya, persoalan tanah bandara di Sentani, Kabupaten Jayapura dan tanah di Holtekamp, Kota Jayapura untuk pembangunana jalan dan jembatan yang belum beres hingga kini, padahal diklaim sudah diselesaikan pembayarannya pada 2015 tapi mengapa sampai kini masih dipersoalkan.

“Ini masalah di internal adat yang menjadi polemik. Ini kalau tidak dikelola baik dengan penyelesainnya maka ini akan menjadi bom waktu, itu pertama. Yang kedua, persoalan tata kelola hasil hutan. Ini sudah berjalan sekian lama, tapi regulasi yang jelas untuk bagaimana tata kelola hutan. Padahal hutan sudah dikembalikan kepada adat,” katanya.

Menurut Agustinus, persoalan ini sampai sekarang tidak jelas solusinya, sementara kayu setiap hari, setiap bulan keluar dari hutan Papua, dan masyarakat adat tidak pernah tahu menahu dengan itu, padahal sudah diminta untuk diselesaikan dengan cepat.

“Hal yang ketiga adalah menyikapi pernyataan Gubernur Lukas Enembe mengenai pelarangan minuman beralkohol. Ini kita harus bahas dan mendukung sikap dari masyarakat adat, juga harus ada petunjukan teknis dari pemerintah,” katanya.

Agustisnus mengklaim sekitar 500 kepala-kepala suku raja di tanah Papua akan hadir dalam kegiatan yang direncanakan akan dibuka oleh Gubernur Papua Lukas Enembe.

“Kegiatan inikan terbatas kepada para kepala-kepala suku. Yang diundang untuk membuka acaranya ini Pak Gubernur Lukas Enemeb, suratnya sudah dikirimkan tapi belum dapat jawaban,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara