Medan, Aktual.com – Devisa lemak dan minyak hewan/ nabati, Sumatera Utara tahun 2015 semakin melemah. Diakibatkan turunnya volume dan harga jual komoditas/golongan barang itu.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Setia Dharma Sebayang mengatakan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) di Semester I tahun 2015, devisa dari lemak dan minyak hewan/nabati turun 18,09 persen.
“Dibandingkan periode sama tahun lalu atau mencapai 1,597 miliar dolar AS,” kata Setia, di Medan, Minggu (9/8).
Semester I tahun 2014, nilai devisa golongan barang itu yang di dalamnya berupa minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sempat mencapai 1,969 miliar dolar AS.
Volume dan harga ekspor CPO itu turun dampak krisis global di mana perekonomian berbagai negara khususnya Repbulik Rakyat Tiongkok (RRT) sebagai pembeli utama CPO mengalami kelesuan yang berakibat pada pengurangan pembelian/impor.
Dampak dari melemahnya permintaan maka harga jual CPO ikut semakin tertekan. Di dalam negeri hingga Juni misalnya harga CPO rata-rata hanya sekitar Rp7.700 per kg.
Harga itu diperkirakan akan turun lagi menjadi hanya di kisaran Rp7.100 per kg pada semester II (Juli-Desember) akibat ada panen puncak di Agustus-September.
Dengan kondisi itu, maka harga rata-rata CPO tahun ini diperkirakan hanya sekitar Rp7.300-Rp7.400 per kg dari tahun 2014 yang masih Rp7.800- Rp7.900 per kg.
“Harga jual yang melemah tentunya berdampak pada pengurangan devisa,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh: