Warga menyalakan kembang api saat malam pergantian tahun baru 2017 di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (1/1/2017). Ribuan warga Jakarta dan sekitarnya memadati kawasan Bundaran HI untuk menyambut Tahun Baru 2017.

Jakarta, Aktual.com – Sudah 3 hari kita sama-sama memasuki tahun baru 2018 M, kata sebagian orang ini adalah tahun-tahun politik, dan mayoritas kita telah sepakat dengan istilah itu. Sebab pada tahun ini akan ada perhelatan demokrasi di beberapa daerah yang ada di Indonesia, yakni pemilihan kepala dan wakil kepala daerah. Kemudian disusul tahun 2019 pemilihan umum secara nasional, yakni pemilihan anggota legislatif serta pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.

Semua event demokrasi tersebut, tentu perlu untuk kita kawal bersama. Sebab suka atau tidak suka, hasil dari semua proses itu akan mempengaruhi masa depan demokrasi, politik dan ekonomi Negara kita. Oleh karenanya, mengupayakan agar perhelatan demokrasi tersebut tetap berjalan dengan tertib, tidak menodai nilai-nilai pancasila dan demokrasi, adalah tanggungjawab kita bersama.

Silakan berkompetisi dalam meraih kepercayaan rakyat, tapi jangan saling tendang dan sikut. Berkompetisilah atas dasar membangun Negara dan masyarakat kita. Agar kemudian kita tidak terjebak kedalam konflik-konflik yang dapat mengancam jalinan kebangsaan kita. Tunjukkanlah kepada rakyat bahwa kita benar-benar punya pengetahuan dan kecakapan untuk mengisi posisi kepemimpinan bangsa, dan mampu mengelola semua kemajemukan bangsa ini untuk kemudian membawanya meraih lompatan-lompatan positif dimasa depan. Tampillah kemuka rakyat dengan kejujuran, jangan pernah sekali-kali menipu rakyat, sebab dari sinilah asal muasal dari keberhasilan dan kerusakan yang dapat ditimbulkan dimasa depan.

Hadirkan rasa tanggungjawab yang tinggi atas masa depan negeri ini, jangan rusak bangunan Negara yang telah susah payah dibangun dengan tetesan darah para pejuang kita. Terlebih lagi buat para insan politik, harus mampu membangunkan kesadaran rakyat untuk meraih cita-cita bangsa. Dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menjadi biang atas keresahan dan kekacauan bangsa dimasa depan. Karena inilah yang tengah menjadi problema dibangsa kita, krisis keteladanan dari para insan politik. Sehingga membuat rakyat tercerai berai tidak tentu arah.

Sekali lagi, mari kita songsong tahun politik ini dengan penuh kedewasaan, penuh rasa optimis dan bersatu padu membangun Indonesia yang lebih baik. Hentikan semua pertentangan yang pernah terjadi ditahun-tahun yang telah lampau. Jangan ada lagi yang mengkambinghitamkan pancasila, jangan ada lagi yang menodai agama, dan jangan ada lagi yang berselancar diatas gelombang pertikaian yang pernah terjadi itu. Sebab apa yang pernah terjadi pada beberapa tahun belakangan ini, adalah mimpi buruk yang sangat bertentangan dengan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Dan kita berharap semua mimpi buruk itu tidak lagi hadir dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita, karena masih banyak cita-cita bangsa yang masih belum terwujud.

Oleh : Setiyono (Pengkaji Hukum dan Demokrasi, Universitas Al-Azhar Indonesia)