Jakarta, Aktual.com — Kelompok Muslim terlibat bentrokan dengan kepolisian Israel di gugus Masjidil Aqsa, Yerusalem, pada Ahad (13/9) atau beberapa jam sebelum dimulai Tahun Baru Yahudi.

Kekerasan hampir selalu terjadi setiap tahun di Masjidil Aqsa terkait jalan masuk bagi tempat dianggap suci baik oleh penganut Islam maupun Yahudi tersebut.

Bentrokan pada Ahad terjadi di tengah ketegangan akibat kebijakan Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon, yang pada pekan lalu membubarkan dua organisasi Muslim karena menghalangi peziarah Yahudi masuk di gugus Masjidil Aqsa.

Presiden Palestina Mahmud Abbas kemudian menanggapi dengan mengecam yang dia sebut serangan polisi di tempat suci. Di sisi lain, Menteri Keamanan Umum Israel Gilad Erdan menuding kelompok Muslim mengubah gugus Masjidil Aqsa menjadi medan pertempuran.

” Sejumlah saksi dari pihak Muslim mengaku melihat pihak kepolisian telah memasuki masjid paling suci ketiga bagi umat Muslim tersebut dan menimbulkan sejumlah kerusakan. Tetapi pihak kepolisian membantahnya, mereka menyatakan hanya menutup pintu masjid untuk mengunci para demonstran yang melempari batu, petasan, dan benda-benda lainnya.

Menurut pihak kepolisian, pihak demonstran telah membarikade diri sendiri ke dalam masjid selama satu malam dengan tujuan menghalangi kunjungan warga Yahudi menjelang perayaan Tahun Baru pada Ahad sore waktu setempat.

Otoritas setempat kemudian memutuskan untuk menyerang ke dalam kompleks pada pukul 6:45 waktu setempat atau sekitar 10:45 WIB agar warga Yahudi bisa menunaikan ibadahnya sebagaimana biasa.

Pengunjuk rasa kemudian mundur ke dalam masjid dan melempari polisi dari sana, demikian keterangan pihak keamanan.

“Pengunjuk rasa yang memakai cadar berada di dalam masjid saat mereka melempari batu dan petasan ke arah polisi. Beberapa pipa yang diduga berisi bahan peledak juga ditemukan di area pintu masuk masjid,” kata kepolisian.

Pengunjuk rasa di Israel sering menggunakan pipa untuk mengarahkan ledakan petasan.

Tetapi, saksi dari pihak Muslim menuding kepolisian memasuki kompleks masjid jauh lebih dalam dibanding yang diperlukan untuk menutup pintu. Sebagian karpet untuk shalat juga dikabarkan terbakar.

Kepolisian kemudian menerangkan bahwa kompleks masjid berubah menjadi tenang meski bentrokan tetap terjadi di luar, tepatnya di gang sempit Kota Tua Yerusalem.

Akibat bentrokan itu, organisasi Bulan Sabit Palestina menerangkan bahwa 20 orang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

“Kepolisian ingin masuk ke dalam dan kami mencoba menghalangi mereka,” kata Khadijeh Khweis yang merupakan anggota satu dari dua organisasi Muslim yang baru saja dibubarkan.

“Mereka mengejar kami dengan granat dan terus terjadi sejak pagi hari. Kami hanya bisa berdoa di depan pintu,” kata dia kepada AFP.

Saksi mengaku melihat sejumlah orang ditahan dan polisi dengan jumlah besar telah ditempatkan di area Kota Tua.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan