Petugas kepolisian berjaga saat massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksektutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi longmarch menuju Istana Merdeka, Jakarta, Senin (22/5/2017). Dalam aksi pengamanan Polisi menyiagakan kendaraan Water Canon dan beberapa kendaraan taktis yang terparkir di depan Istana Merdeka. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Seleksi calon taruna akademi kepolisian di Polda Jawa Barat berakhir kisruh. Hal tersebut buntut dari protes keras dari sejumlah orang tua calon taruna Akpol atas kebijakan Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan.

Pasalnya mantan Kadiv Humas Polri itu diduga menerapkan kebijakan kuota calon taruna Akpol dengan memprioritaskan putra daerah yang dikirim ke Semarang. Kuota tersebut dibagi menjadi dua, putra daerah dan non putra daerah.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto memastikan, Polri tidak pernah mengeluarkan kebijakan atau aturan tentang putra daerah atau non putra daerah dalam seleksi Akpol.

“Polri tidak pernah menerapkan kebijakan putra daerah dan non putra daerah, apalagi untuk Akpol,” kata Rikwanto dalam pesan singkatnya, Jumat (30/6).

Menurut dia, putra daerah dikonotasikan warga yang telah tinggal di daerah tersebut dengan diberi batas waktu minimal satu tahun tanpa melihat putra daerah atau bukan putra daerah. “Karena Polri memberikan kesempatan sama kepada seluruh warga NKRI.”

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu