Jakarta, Aktual.com – Kemenangan Lalu Muhammad Zohri dalam lomba lari 100 meter putra Kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7) lalu, sempat diwarnai sebuah insiden.

Usai menyentuh garif finish, Zohri diketahui kebingungan mencari bendera Merah Putih. Sementara, dua pelari asal Amerika Serikat (AS) yang menempati urutan kedua dan ketiga, Anthony Schwartz dan Eric Harrison, justru langsung diselimuti oleh bendera negaranya.

Duta Besar Indonesia untuk Finlandia, Wiwiek Setyawati Firman, pun angkat bicara mengenai hal ini. Berdasar keterangan tertulisnya, Wiwiek mengakui jika pihaknya tidak memiliki akses untuk masuk ke arena guna memberikan bendera Merah Putih.

Wiwik menjelaskan, hanya wartawan televisi yang memiliki akses masuk ke arena.

“Sangat banyak media Amerika Serikat (AS) yang siap meliput di garis finis. Mereka sudah bawa bendera mereka karena mereka yakin AS selalu menang di sprint 100 meter,” tulis Wiwiek.

Sebaliknya, lanjutnya, tak ada satu pun media asal Indonesia yang hadir dalam kejuaraan tersebut. Karenanya, tak ada satu pun pihak dari Indonesia yang dapat memberikan bendera Merah Putih saat Zohri menyetuh garis finish.

“Jadi, tidak ada media kita yang meliput di garis finis. Sementara para pelatih duduk di tribune, tidak boleh masuk ke lintasan. Bagaimana pelatih bisa cepat masuk ke garis finis berikan bendera, dibanding wartawan-wartawan AS yang memang sudah siap siaga meliput di garis finis?” tambahnya.

Selain itu, Wiwiek juga berdalih jika tidak ada keharusan bagi atlet untuk mendapatkan benderanya setelah finis. Hal ini telah dipastikannya sendiri.

Tidak adanya pakem tersebut, kata Wiwiek, sudah dinyatakan pelatih dari Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI).

“Hanya Superman-lah yang bisa loncari pagar masuk ke lintasan untuk berikan bendera di garis finis dengan cepat,” tulis Wiwiek.

Wiwiek pun menegaskan, KBRI Finlandia dan masyarakat Indonesia di Tampere selalu mengawal tim dari PB PASI.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan