Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saay meninggalkan acara dukungan dirinya oleh Kosgoro 1957 sebagai calon Ketum Partai Golkar di kantor Kosgoro 1957, Jakarta, Sabtu (2/12/2017). Organisasi pendiri Partai Golkar, Kosgoro 1957, resmi mendukung Airlangga Hartarto sebagai calon Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto, yang kini ditahan KPK. Hal ini diumumkan setelah diadakan Pleno PPK Kosgoro 1957. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com- Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai bahwa tidak akan ada pertarungan sengit saat Munaslub untuk memilih Ketua Umun DPP Golkar baru saat berlangsung.

Sebab, sangat besar kemungkinan pertarungan akan berakhir pada konsolidasi aklamasi terhadap satu nama calon ketua umum pengganti Setya Novanto nanti.

“Arahnya sepertinya akan aklamasi,” kata Ujang saat dihubungi aktual.com, di Jakarta, Senin (4/12).

Untuk mencapai kata sepakat aklamasi, dikatakan Ujang, tentu calon ketum akan merogoh kocek yang sangat besar dan dalam alias ‘not free lunch’. Dan sejauh ini yang mendapat dukungan dan bersedia maju ada sejumlah nama Sekjen DPP Golkar Idrus Marham dan Airlangga Hartanto.

“Kecenderungan pemilih suara di partai akan lebih condong ke Airlangga,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR).

Lebih lanjut, ketika ditanyakan ikhwal kemana arah angin suara DPD II atau Kabupaten/Kota , ia mengatakan bahwa pilihan DPD I tingkat provinsi akan sama dengan DPD II alias separarel.

“DPD II suaranya sangat banyak, dan biasanya pararel dengan DPD I nya. Asalkan saling menguntungkan,” pungkas dia.

 

Pewarta; Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs