Jakarta, Aktual.com — Nilai ekspor Provinsi Jambi pada Juli 2015 mengalami penurunan 18,97 persen dibanding ekspor pada Juni yaitu dari 99,90 juta dolar AS menjadi 80,95 juta dolar AS.
Kepala BPS Jambi Yos Rusdiansyah di Jambi Kamis (10/9), mengatakan penyebab utama penurunan ekspor itu disebabkan tidak adanya transaksi migas.
Sampai dengan Juli lalu kelompok industri menyumbang kontribusi terbesar terhadap total ekspor melalui pelabuhan di Jambi 68,33 persen diikuti pertambangan 24,41 persen dan pertanian 7,26 persen.
Bila dirinci menurut komoditi, kelompok industri didominasi oleh karet dan olahannya 29,69 persen, kertas/pulp 20,91 persen dan minyak nabati 15,63 persen.
“Sementara itu total ekspor asal Jambi pada Juli mengalami penurunan sebesar 10,34 persen,” kata Yos Rusdiansyah.
Nilai ekspor melalui pelabuhan Jambi turun 20,08 persen begitu juga yang melalui pelabuhan luar Jambi turun sebesar 2,65 persen dan secara kumulatif sejak Januari hingga Juli 2015 mengalami penurunan sebesar 32,36 persen.
Penurunan melalui pelabuhan luar Jambi sebesar 41,41 persen dan yang melalui pelabuhan Jambi turun 10,02 persen.
Secara umum nilai ekspor melalui pelabuhan di Provinsi Jambi pada Juli ke beberapa negara utama mengalami penurunan.
Pergerakan ekspor dapat diamati ke beberapa negara seperti Jerman, Amerika Serikat, Taiwan dan India sedangkan ekspor Jambi ke negara yang mengalami penurunan seperti ke Thailand, Singapura, Inggris, Belgia, dan Korea Selatan.
Dari perkembangan ekspor ke lima negara tujuan utama dan komoditi utama yang diekspor ke negara tersebut, ekspor terbesar ke Malaysia dalam bentuk minyak nabati dan batubara.
Kemudian komoditi ekspor lainnya ke empat negara tujuan utama selain minyak nabati dan batubara adalah karet olahan pulp/kertas dan kayu lapis.
Kegiatan ekspor terbesar pada bulan Juli 2015 melalui pelabuhan Talang Duku Jambi dengan nilai 51,57 juta dolar AS. Pelabuhan Kuala Tungkal mencatat kenaikan nilai ekspor 6,59 persen dibanding bulan sebelumnya.
Sedangkan pelabuhan Muara Sabak dan Talang Duku Jambi mengalami penurunan 88,30 persen dan 3,01 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka