Jakarta, Aktual.com — PT Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten Tbk (BJBR) mengaku akan terus efisien dengan tidak lagi mengandalkan marjin keuntungan bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM).
Untuk itu di 2016 ini, perseroan akan lebih menggenjot keuntungan dari fee based income atau keuntungan dari biaya admintrasi dan transaksi seperti di Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
“Di kuartal pertama ini pertumbuhannya mencapai 9,6 persen atau mencapai Rp96 miliar,” ujar Direktur Utama BJBR, Ahmad Irfan di Jakarta, Kamis (28/4).
Memang saat ini masih kecil, tapi hingga akhir tahun bakal lebih kecil. Mengingat porsi keuntungan suku bunga akan lebih kecil lagi. Hingga kuartal pertama 2016 ini, keuntungan bunga bersih mencapai Rp1,4 triliun atau bertumbuh 17,4 persen.
“Jadi itu target kami dalam rangka mengantisipasi penururunan keuntungan suku bunga tersebut. Karena target kami hingga akhir tahun dapat suku bunga single digit,” papar Irfan.
Untuk itu, perseroan terus kerja keras untuk menggenjot cost of fund atau biaya dana. “BOPO (biaya operasional terhadao pendapatan operasional terus kami tekan. Karena kami tetap harus efisien. Dengan NIM (net interset margin) yang kecil,” lanjutnya.
NIM BJBR sendiri hingga 2016 ini masih di angka 6,9 persen. Meskipun trennya meningkat, tapi pihaknya akan serius menurunkan NIM tersebut.
Dengan kondisi demikian, secara keseluruhan perseroan telah mencatatkan laba mencapai Rp449 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 15,8 persen.
“BJBR terus menunjukan kinerja positif dengan membukukan laba bersih tumbuh 15,8 % dari capaian tahun lalu sebesar Rp388 miliar, ” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka