Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kanan) berjalan keluar seusai pertemuan tertutup dengan Presiden Joko Widodo membahas kebijakan untuk mengatasi penurunan ekonomi Indonesia di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8). Presiden Joko Widodo memerintahkan menteri-menteri bidang ekonomi untuk menyiapkan paket kebijakan besar untuk menanggulangi ketidakstabilan ekonomi, diantaranya menyangkut sektor riil, keuangan, deregulasi dan tax holiday, untuk memperlancar kegiatan ekonomi serta mendorong masuknya valuta asing. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Menteri Perdagangan Thomas T. Lembong menilai Vietnam sebagai ancaman dan pesaing terbesar Indonesia di sektor industri sepatu dan tekstil, terutama setelah negara tersebut bergabung dalam Trans-Pacific Partnership (TPP).

“Memang dari Asia Tenggara, yang ikut itu Vietnam, Singapura dan Malaysia. Dan yang paling jadi ancaman terbesar buat kita adalah Vietnam. Bisa dibilang Vietnam itu saingan kita langsung,” katanya dalam sosialisasi desk khusus investasi sektor tekstil dan sepatu di Jakarta, Jumat (9/10).

Melalui TPP, lanjut Tom, kedua belas negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat itu bisa menguasai 40 persen pasar dunia.

Persaingan dengan Vietnam, menurut dia, semakin berat karena negara itu kini telah menyelesaikan negosiasi untuk melakukan perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dengan Uni Eropa.

“Jadi Vietnam ini akan bisa akses ke pasar Eropa lebih besar dari Amerika Serikat karena ke lebih dari 20 negara. Dengan perjanjian pertama saja hampir 20 triliun dolar AS. Kita ketinggalan sekali,” ujarnya.

Menurut Tom, langkah yang dilakukan Vietnam tentu menguntungkan bagi negara tersebut karena bisa mengakses Eropa dan AS yang memiliki daya beli tinggi dengan nol tarif.

Presiden Joko Widodo sendiri berharap Indonesia bisa ikut menandatangani perjanjian tersebut dalam waktu dua tahun ke depan.

“Kami menanggapi perkembangan ini dengan sangat serius, kita juga siap-siap bertempur karena Presiden sangat menyadari hal ini,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi setelah meluncurkan Program Investasi Padat Karya Menciptakan Lapangan Kerja di di PT Adis Dimension Footwear Jalan Raya Serang Km 24 Balaraja Barat, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Senin (5/10), mengatakan problem berat industri di Indonesia yang berhasil diidentifikasinya yakni terkait pengupahan dan perdagangan bebas.

Ia berjanji dalam waktu maksimal dua tahun hambatan dalam FTA akan dirampungkan.

“Maksimal dua tahun harus sudah bisa diselesaikan, kita terlambat tapi paling lambat dua tahun produk-produk kita bisa berkompetisi di Eropa dan Amerika,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan