Wakil MPR RI Oesman Sapta Odang memberikan pandangan pada acara diskusi Forum Dialektika Demokrasi di Ruang Pressroom DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6). Diskusi ini mengambil tema "Presiden Jokowi dan Kartel Daging Sapi".

Pontianak, Aktual.com – Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang membuka acara Sosialisai Empat Pilar MPR bersamaan dengan acara seleksi pimpinan Korps Alumi Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (29/12/2016).

Dalam acara tersebut, Oesman didampingi anggota MPR dari Fraksi NasDem, Bachtiar Aly dan anggota MPR dari Fraksi PPP Zainud Tauhid Sa’adi. Juga, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang juga sebagai Presidium Majelis Nasional KAHMI.

Berkenaan dengan hal kepemimpinan, Oesman mengingatkan bahwa seorang pemimpin harus dilahirkan, bukan diciptakan. Tujuannya, agar pemimpin terpilih tak menjadi budak kekuasaan.

“Bilamana diciptakan maka akan patuh kepada penciptanya. Tapi kalau dilahirkan masyarakat, khususnya masyarakat Kalbar maka tanggung jawab rakyat kepada pemimpinnya juga ada,” ujar Oso dalam sambutannya pada acara Sosialiasasi Empat Pilar MPR RI sekaligus acara Kalbar Local Leaders Dialogue (KLLD) KAHMI, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (29/12/2016).

Pria yang akrab disapa Oso itu menilai, Sosialisasi 4 Pilar kali ini agak berbeda lantaran digelar dihadapan calon-calon pemimpin daerah dari KAHMI. Menurutnya, hal tersebut sekaligus sebagai hari kebangkitan dari ormas islam tersebut, khususnya di Kalimantan Barat.

“Ini hari adalah hari kebangkitan KAHMI karena belum terjadi di Kalbar dalam menseleksi calon pemimpin wilayah. Ini hari kesadaran masyarakat Kalbar bagaimana membangun sistem kedepan,” tegas dia.

Lebih lanjut, Oso bercerita tentang sebuah kelompok dimana banyak perbedaan didalamnya namun tetap satu tujuan. Hal itu lah, kata dia, yang penting untuk menciptakan suatu kepemimpinan yang baik.

“Itu sebabnya dulu saya berkumpul di kelompok Cipayung. Bermacam-macam agama, ideologi, warna kulit tapi menyatu semua. Itu generasi muda. Bermacam-macam bisa menyatukan bangsa. Kita rindu itu,”

“Kita rindu juga dengan pemimpin yang mampu menyatukan itu semua. Pemimpin didaerah yang mampu menyatukan,” pungkas Oso.[Nailin In Saroh]

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid