Suasana stasiun pengisian Liquefied Natural Gas (LNG) ke kapal tanker di kawasan kilang pencairan gas alam Badak LNG di Bontang, Kalimantan Timur, Rabu (1/7). Kapasitas produksi kilang tersebut rata-rata mencapai 17 juta metrik ton per tahunnya untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Jepang, Korea dan Taiwan. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/Rei/foc/15.

Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) sepertinya mengalami masalah keuangan dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini tercermin pada rencana pembangunan kilang Bontang. Perusahaan BUMN tersebut hanya ingin mengambil sebagian kecil saham.

Saat ini Pertamina sedang mencari rekanan yang siap berpartisipasi dan mengambil sebagian besar saham dari proyek penugasan itu. Kendati begitu, Pertamina juga tetap mengambil peranan marketing dari kilang Bontang nantinya.

“Kita 5-10 persen saja. Kilang Bontang lebih kepada swasta. Kita ambil posisi minimum, kemudian kita juga ambil marketing. Jadi lebih kepada swasta,” kata Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik di Jakarta ditulis, Senin (11/9).

Sementara, Anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian menilai, kinerja Pertamina tidak memiliki progresifitas dalam menjalankan proyek pembangunan kilang Bontang.

Bahkan pada proyek yang ditugaskan oleh pemerintah sejak tahun lalu itu, dia berani mempertaruhkan gajinya jika pertamina mampu menyepakati atau menemukan partner pada tahun ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Wisnu