Semarang, Aktual.com – Di Hari Pahlawan 10 November 2015 ini, sebanyak 18 veteran di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, belum mendapat kesejahteraan yang layak dari pemerintah.
Perlakuan ini tidak sebanding dengan jasa veteran tersebut ketika memperjuangkan kemerdekaan Republik indonesia untuk merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Salah satu veteran, Khariri (86), yang datang ke kawasan Hotel Horison Pekalongan, Jateng untuk memperingati Hari Pahlawan, datang dengan menggunakan sandal jepit, lantaran tidak mampu untuk membeli sepatu.
“Tak punya sepatu. Cuma sandal saja. Habis tidak punya uang,” terang dia disela-sela acara sarasehan Hari Pahlawan di hotel Horison, Selasa (10/11).
Khariri adalah veteran pejuang Batang-Pekalongan yang berjuang dalam pembebasan tentara di Mangkang Semarang.
Ia mengaku, apresiasi dan penghargaan yang diberikan pemerintah kepadanya, hanya berupa dana tunjangan sebesar Rp1,75 juta dan dana penghormatan sebesar Rp750 ribu.
Kini, Khariri ikut tinggal bersama anak ketiga dan kelima di desa Depok, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pekalongan, Jateng.
Diceritakan Khariri, dirinya harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, ketika dirinya menjadi pejuang di wilayah Batur, Wonosobo dan kembali ke Bandar.
Pria yang memiliki lima anak dan lima cucu itu, mengaku tidak mempersoalkan kesejahteraan yang diberikan pemerintah. Namun, dirinya cukup bangga jika kemerdekaan Indonesia bisa dirasakan oleh anak dan cucunya.
Sementara, Mahmudin, salah satu anggota TNI-AD, minta agar Pemda betul-betul memperhatikan kesejahteraan pejuang veteran.
“Kesejahteraan yang diberikan oleh negara kepadanya kurang layak. Apresiasi dan penghormatan kepada veteran masih kecil,” beber dia.
Ia mengatakan apresiasi Pemda kepada belasan para pejuang veteran hanya berupa paket sembako yang nilainya tak pantas. Bantuan itu diberikan hanya setahun sekali pada tanggal 10 Agustus.
Artikel ini ditulis oleh: