Jakarta, Aktual.com – Pemerintah kewalahan dalam mengupayakan harga daging sapi untuk turun di angka Rp70.000 per kilogram. Nyatanya sampai saat ini harga daging masih bertengger di atas Rp100.000 per kilogram (kg).
Dalam inspeksi dadakan (sidak) di Pasar Induk Beras Cipinang, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyarankan masyarakat bisa beralih konsumsi ke komoditas lain yang proteinnya hampir sama seperti daging.
“Seperti tutut (jenis keong sawah) itu protein lebih bagus dari daging,” kata Amran di Cipinang, Jakarta, Senin (4/12).
Tutut kata Amran adalah keong sawah atau sejenis siput air yang mudah dijumpai di perairan tawar seperti sawah, aliran parit dan danau.
Amran melanjutkan, tutut memiliki protein yang tinggi namun menyehatkan. Maksudnya, ketika ada seorang yang memiliki tekanan darah tinggi, masih bisa mengkonsumsi tutut yang proteinnya tinggi.
“Tidak ada kan orang tekanan darah tinggi dilarang makan tutut,” tandasnya.
Seperti diketahui sejumlah cara telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan harga daging. Bahkan di akhir Oktober 2017 pemerintah mengirim 56.000 sapi potong asal Nusa Tenggara Timur (NTT) ke wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Tak hanya itu, cara lain yang dilakukan pemerintah adalah dengan mengimpor daging kerbau beku asal India. Tujuannya supaya ada alternatif pilihan daging dan masyarakat bisa mendapatkan daging dengan harga sekira Rp70.000 per kg.
Namun cara itu juga tidak mempan dalam menurunkan harga daging. Meski peminat daging kerbau semakin banyak, tapi tetap harga daging sapi di atas Rp100.000 per kg.