Sejumlah pedagang membawa hewan ternak sapi mereka yang akan dijual di Pasar Hewan Sunggingan, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (26/6). Menurut data Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Hewan Sunggingan menjelang perayaan Idul Fitri penjualan hewan sapi mengalami penurunan dari 1200 ekor menjadi 800 ekor yang masuk di pasar tersebut, yang disebabkan sebagian peternak enggan menjual sapi mereka karena harga sapi lokal anjlok berkisar Rp1 juta hingga Rp2 juta per ekor, dampak dari daging impor masuk di Indonesia. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Peranian, Amran Sulaiman meminta masyarakat untuk tidak kecendrungan mengkonsumsi daging sapi guna menghindari ketergantungan dan memaksa pemerintah untuk melakukan impor kembali.

Saat ini lanjutnya, masih banyak ketersediaan jenis daging lainnya yang mampu diproduksi atau dihasilkan dalam negeri, sehingga masyarakat tidak mesti harus mengkonsumsi daging sapi.

Bahkan dia mencontohkan, saking berlimpahnya ragam daging lainnya, sampai-sampai ayam dan kambing sudan melampaui cukup dan bahkan melakukan ekspor. Belum lagi ditambah potensi ikan yang berlimpah jelasnya.

“Ayam sudah ekspor, kambing ekspor, ikan melimpah, jangan digiring saudara kita daging sapi dan daging sapi, ada daging ayam, ikan itu sehat. Masa masyarakat gak ngerti daging ayam, kambing,” tegasnya di Masjid Istiqlal Jakarta, Senin (12/9)

Sedangkan hal lain ungkapnya yakni bawang merah sudah mengalami swasembada, begitupun beras organik juga mengalami ekspor. Dia juga mengaku telah mampu menekan impor jagung hinggga 60 persen.

“Sekarang bawang sudah swasembada, kita sudah ekspor, jagung impor turun 60 persen, beras organik kita ekspor ke Belgia. Stok beras kita 2 juta ton, cukup sampai bulan Mei,” tandasnya.

Laporan: Dadang Sah

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby