Jakarta, Aktual.co —Usulan PLN agar Pemprov DKI memasang genset di rumah pompa untuk berjaga-jaga bila listrik padam, ditolak Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ahok mengaku menolak lantaran takut anggaran Pemprov DKI ‘jebol’ hanya untuk membiayai operasional genset yang jumlahnya besar.
Misal untuk pemasangan genset di Pintu Air Pasar Ikan, Jakarta Utara. Kata Ahok, kalau PLN memaksa Pemprov DKI untuk menggunakan genset dengan memakai bahan bakar solar, dalam sehari biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp45 juta.
Rinciannya, solar yang digunakan kira-kira 13 ribu ton dan dua hari habis. “Itu 13 ribu ton kalau dikali Rp 6000 (harga solar/liter) itu berarti pengeluaran Rp90 juta. Berarti per hari Rp45 juta untuk solar,” kata Ahok, di Jakarta, Kamis (12/2).
Tolak usulan PLN, Ahok justru menyindir perusahaan nasional pelat merah itu yang tak bisa jamin pasokan listrik untuk rumah pompa Waduk Pluit. Padahal di sekitar waduk itu ada dua PLTU yang cukup untuk memasok listrik di tiap rumah pompa.
“PLN itu kan punya negara (Indonesia) dan bukan punya negara lain. Kecuali PLN bukan punya NKRI dan negaranya lagi benci negara kita, oke alasan itu saya terima. Tapi ini anda (PLN) kan merah putih juga,” sindir mantan Bupati Belitung Timur itu.
Tak hanya itu, Ahok mengeluarkan pernyataan lain yang sangat mungkin membuat merah kuping petinggi PLN. Yakni menyebut PLN masih melakukan praktek korupsi dalam pendistribusian arus listrik.
“Ada bos yang nyogok dan bisa dijamin nggak pernah mati lampu rumahnya. Lah masa kita (Pemprov DKI) nggak dikasih listrik (untuk rumah pompa),” ucap dia.
Artikel ini ditulis oleh: