Jakarta, Aktual.co — Peneliti Senior Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menyarankan kepada Kepala Tim Reformasi Tata kelola Migas (RTKM) agar memahami dahulu persoalan PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) sebelum mengeluarkan pernyataan kontroversial agar publik tidak menilai dirinya tidak konsisten.
“Pak Basri seharusnya, mendalami dulu persoalan, jangan membuat pernyataan kontroversial dulu, jangan emosional, sehingga tidak terulang lagi seperti sekarang, kalau pernyataan berubah-ubah bisa menimbulkan persepsi publik bahwa seseorang itu terkesan tidak konsisten,” kata Karyono kepada Aktual.co, Sabtu (20/12).
Saran tersebut dikatakan oleh Karyono terkait pernyataan Faisal Basri  yang mengakui bahwa keberadaan Petral lebih berguna di Singapura sebagai perusahaan trading dari tanah air, padahal sebelumnya, Faisal secara lantang menginginkan bahwa Petral harus dibubarkan lantaran menurutnya telah menjadi sarang mafia migas.
Menurut Karyono Fasial Basri melontarkan pernyataan seperti itu lantaran belum memahami betul mengenai Petral secara utuh.
“Mungkin pak Fasial belum mengetahui betul Petral secara utuh, peran dan fungsinya seluk beluk Petral,” ujar Karyono.
Meskipun demikian Karyono memaklumi apa yang telah dikatakan oleh Fasial, menurutnya hal itu terjadi lantaran latar belakang Fasial bukan murni dari migas tetapis ebagai pengamat ekonomi.
Selain itu menurut Karyono, sebelum Fasial didapuk menjadi Ketua Tim Reformasi Tata kelola Minyak dan Gas Bumi, Fasial hanya mengamati anak usaha pertamina itu dari jauh saja.
“Kalau sekarang karena sebagai Kepala Tim Reformasi Tata Kelola Migas, sehingga memiliki kesempatan untuk mendalami Petral secara konferehensif, itu yang membuat sikap pak Faisal berubah,” tandas dia.
Diketahui pada Rabu (17/12) lalu Faisal basri mengisyaratkan untuk mengurungkan niatnya memberi rekomendasi memindahkan Petral dari Singapura ke Jakarta apalagi membubarkan. Pasalnya ada beberapa pertimbangan yang lebih penting jika Petral tetap berada di Singapura, hal tersebut terjadi setelah dirinya mendengar penjelasan langsung dari pihak Petral.
Petral mau di Jakarta sebenarnya nggak ada urusan untuk itu. Petral lebih berguna di Singapura sebagai perusahaan trading dari tanah air. Salah satunya mendistribusikan minyak mentah dari beberapa perusahaan migas yang dibutuhkan Indonesia,” kata Faisal, di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (17/12).

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid