Menko Perekonomian, Darmin Nasution (tengah) bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati (kiri), dan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/2). Rapat kerja membahas tentang permasalahan Kredit Usaha Rakyat (KUR). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/pd/17

Jakarta, Aktual.com – Kinerja duet Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dinilai tak memiliki terobosan luar biasa untuk membawa perekonomian nasional lebih baik dari saat ini.

Faktanya, pertumbuhan ekonomi 2016 yang cuma 5,02 persen hanya ditopang oleh konsumsi rumah tangga, bahkan belanja pemerintah masih minus. Artinya, pemerintah tak berbuat apa-apa pun perekonomian tetap jalan.

“Jadi pertumbuhan ekonomi yang hanya 5% itu menunjukkan tak adanya terobosan berarti dari kedua orang itu (Darmin-Sri Mulyani),” tandas pengamat ekonomi-politik dari Universitas Bung Karno, Salamuddin Daeng, di Jakarta, ditulis Jumat (10/2).

Menurutnya, kedua menteri ini sudah buntu dan tak mempunyai solusi apa pun, apalagi solusi out of the box. Konsep pengampunan pajak yang mau berakhir di 31 Maret 2017 itu sudah tak bisa lagi diandalkan pemerintah.

“Padahal semestinya ada solusi out of the box. Tapi itu tidak akan mampu dilakukan Sri Mulyani dan Darmin Nasution,” ujar Salamuddin.

Makanya, kata dia, Presiden Joko Widodo harus mencopot Darmin dan Sri Mulyani itu. Karena motor tim ekonomi pemerintahan tersebut dianggap tak mampu mengatasi persoalan perekonomian nasional.

“Artinya, mereka tidur saja, ekonomi rakyat yang bertopang sektor konsumsi, sudah mampu mencapai pertumbuhan 5%,” cetus Koordinator Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) ini.

Untuk itu, agar pemerintahan mendapat simpatik publik, Jokowi harus menggenjot pertumbuhan ekonomi di angka 6-7 persen sampai 2019 sekalipun itu sangat berat. Untuk itu, Jokowi tak bisa lagi bertopang pada duet kedua menteri ini.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka