Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat saat akan menjalani tes kesehatan di RSAL Dr. Mintoharjo, Jakarta, Sabtu (24/9). Tes kesehatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian tahapan pendaftaran cagub dan cawagub peserta Pilkada DKI Jakarta 2017. Aktual/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua Departemen Bidang Energi dan Energi Terbarukan, Dedy Arianto mundur dari kepengurusan Golkar karena tak setuju dengan partai yang tetap mendukung calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Pertama tidak sesuai dengan aqidah saya. Ahok telah melukai perasaan umat muslim. Karena sebelumnya, beberapa kader partai sudah membuat rilis meminta DPP Golkar untuk mempertimbangkan kembali dukungan terhadap Ahok,” ujar Dedy, di Jakarta, Senin (10/10).

“Karena itu tak digubris. Saya nyatakan mundur dari kepengurusan Golkar,” tambahnya.

Menurut Dedy, jika ia masih bertahan di kepengurusan maka sama saja menentang hati nuraninya. Bahkan, bisa diistilahkan seperti disuruh pindah agama.

“Kalau ini kan bicara masalah keyakinan. Kalau saya masih bertahan di kepengurusan, artinya saya masuk dalam golongan mereka. Artinya saya pindah agama. Jadi saya tak bisa. Saya harus mundur,” ungkap Dedy.

Dedy menuturkan, administrasi pengunduran dirinya sedang dalam proses. Namun, ia mengaku masih tetap menjadi kader partai beringin.

“Saya tetep kader Golkar. Saya enggak setuju dengan keputusan partai. Karena itu saya mundur dari kepengurusan DPP. Jadi saya enggan mundur dari Golkar. Kalau pun ada sanksi dari DPP, penarikan kartu anggota Golkar, itu hak partai. Saya terima resiko apapun,” pungkasnya.

Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby