Dirut PT PLN, Sofyan Basir (tengah) saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komite II DPD RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/3/2016). Rapat ini membahas Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2015-2024. FOTO : AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Jakarta, Aktual.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said telah berprasangka buruk (Suudzon) mengenai hubungannya yang tidak harmonis dengan kepada Direktur Utama PT PLN (Persero), Sofyan Basir.

Tudingan Sudirman bahwa Sofyan Basir tidak suka kepada dirinya dengan pembuktian tidak menghadiri beberapa acara pertemuan, dibantah Sofyan Basyir. Menurutnya, perkara itu hanya masalah prasangka Sudirman semata.

Dia mengaku tidak mempunyai masalah apapun terhadap Sudirman. Mengenai ketidakhadirannya pada pertemuan Coffe Morning di Dirjen Ketenagalistrikan, tidak lain hanyalah persoalan arus administrasi undangan yang terlambat sampai kepadanya.

“Saya jujur enggak tahu, rupanya katanya ada undangan. Saya sungguh enggak liat, enggak tau juga, enggak diinformasikan juga di bawah. Karena baru ‎saya cek tadi, saya bilang coba ada undangan enggak. Katanya saya diundang, saya cek memang rupanya masuk di fax. Kealpaan kita mungkin tidak terinformasikan kepada saya. Jadi sama sekali saya enggak tau ada undangan itu. Saya juga kaget, karena ada di fax. Biasanya kan kalau surat langsung masuk gitu ya dibukukan, diadministrasikan. Jadi kealpaan adek-adek di bawah ini. Jadi enggak diperhatikan sama dia. Itu aja sih,” kata Sofyan, Jumat (22/7).

Lebih lanjut kata Sofyan, jika ada undangan pertemuan untuk membahas pengembangan dan pengelolaan sektor listrik, tentu dirinya akan datang dan memenuhi undangan tersebut, kendatipun dia mengaku memang pertemuan dengan Menteri secara langsung untuk membahas kelistrikan terhitung tidak terlalu intens, hal ini karena materi bahasan lebih kepada persoalan teknis.

“Menteri ESDM kan menterinya PLN. Kalau dipanggil pasti datang gitu loh. Kalau dengan Dirjennya sering ketemu, pada kesempatan ketemu kami komunikasi sama Dirjennya. Ada hal apa kami sampaikan. Diskusi beberapa hal kami diskusi sama Dirjennya, sama pak Jarman. Kami suka bicara kalau ada hal yang perlu didiskusikan. Memang sama Pak Menteri jarang ya, karena di lapangan lebih detail kalau sama pak Dirjen,” tukasnya.

Kemudian dia kembali menegaskan bahwa dirinya tidak mempunyai permasalahan apapun dengan Sudirman, dan dia siap dipanggil kapanpun untuk mebahas setiap permasalahan yang dihadapi PLN.

“Enggak ada masalah. Saya kalau dipanggil pasti datang. Mau diskusi apa juga boleh.‎ Kalau ada undangan pasti datang. Dipanggil menteri kan enggak mungkin enggak datang. Enggak boleh lah,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka