Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja diberi gelar adat Melayu Datuk Seri Setia Amanah Negara oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.

Namun, empat hari berselang, timbul reaksi negatif terhadap pemberian gelar ini.

Tak tanggung-tanggung, respon ini dilakukan oleh jenderal purnawirawan yang juga mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Syarwan Hamid.

Penolakan yang dilakukan Syarwan pun sangat jelas dan tegas, yaitu mengembalikan gelar adat Melayu yang diberikan oleh LAM Riau kepadanya.

Pria berusia 75 tahun ini sendiri bergelar Datuk Seri Lela Setia Negara.

“Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kehormatan yang pernah diberikan kepada saya berupa Gelar Tertinggi oleh Lembaga Adat Riau, dengan ikhlas mengembalikan gelar tersebut kepada Lembaga Adat Melayu Riau, sebagai protes terhadap pemberian gelar kehormatan kepada Presiden Jokowi,” kata Syarwan dalam surat pengembalian gelar adatnya, Rabu (19/12).

Jenderal purnawirawan tiga bintang itu mengemukakan, terdapat tiga alasan pengembalian gelarnya. Pertama, ia memandang pemberian gelar terhadap Jokowi sarat akan nuansa politis karena dilakukan empat bulan menjelang Pemilu 2019.

“Pemberian gelar tersebut pada Tahun Politik sangat kental nuansa politiknya (seperti pemberian dukungan Gubernur Riau terpilih dan seluruh Bupati/ Walikota se Provinsi Riau beberapa waktu yang lalu),” tulisnya.

Alasan kedua, ia beranggapan alasan LAM Riau untuk memberi gelar adat kepada Jokowi sangat tidak masuk akal dan terkesan dicari-cari.

“Sangat tidak sebanding dengan sumbangan Daerah ini kepada Bangsa selama Republik ini berdiri,” jelasnya.

Tidak berhenti di situ, ia juga menyebut Jokowi sebagai Presiden yang membiarkan pengaruh China di Indonesia.

“Pemerintah ini di bawah Jokowi telah membahayakan masa depan Bangsa dengan kebijakan terhadap China dan cenderung melakukan pembiaran bagi tumbuh berkembangnya Gerakan Komunis,” ucap Syarwan.

Masih dalam surat tersebut, Syarwan mengatakan bahwa ia senantiasa mengutamakan pengabdian yang terbaik terhadap bangsa, TNI, Islam dan Riau.

“Sekarang, meskipun dengan berat hati saya lakukan hal yang sama. Semoga Allah SWT meridhoi apa yang saya lakukan ini, Amin,” tutup Syarwan

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan