Militer Turki berjaga di depan Monumen Republik di Lapangan Taksim di Istanbul, Turki, Sabtu (16/7). ANTARA FOTO/REUTERS/Murad Sezer/djo/16

Jakarta, Aktual.com – Dua mahasiswi Indonesia yang ditahan aparat keamanan Turki karena diduga terlibat organisasi Hizmet/FETO akhirnya dibebaskan setelah ditahan sejak 11 Agustus 2016.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI) Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal di Jakarta, Jumat (26/8), mengatakan, dua mahasiswi Indonesia atas nama Dwi Puspita Ari Wijayanti dan Yumelda Ulan Afrilian dibebaskan pada 25 Agustus 2016 karena terbukti tidak terlibat Hizmet/FETO.

Pemerintah Turki menuduh kelompok Hizmet/FETO sebagai dalang kudeta militer gagal pada 15 Juli lalu.

Kedua mahasiswi Indonesia tersebut diserahkan langsung oleh Jaksa Penuntut Umum kepada pejabat konsuler Kedutaan Besar RI (KBRI) Ankara yang datang ke Kota Bursah, tempat Dwi dan Yumelda sebelumnya ditahan.

Saat ini, kedua mahasiswi tersebut berada di kediaman Duta Besar RI di Ankara.

“Mereka dalam keadaan sehat meskipun tampak kelelahan. Keduanya sudah sempat berbicara langsung dengan orang tua masing-masing melalui telepon,” ujar Duta Besar RI untuk Turki, Wardana.

Menurut Direktur PWNI/BHI Lalu Muhammad Iqbal, awalnya kedua mahasiswi tersebut bukan target aparat keamanan, namun karena berada dalam satu rumah dengan beberapa orang yang menjadi target keduanya ikut ditangkap.

Sejak penangkapan dilakukan, KBRI terus melakukan pendekatan ke sejumlah pejabat tinggi pemerintah Turki.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga sempat dua kali melakukan pembicaraan langsung melalui telepon dengan Menlu Turki untuk mengupayakan pembebasan kedua mahasiswi itu.

Pascakudeta yang gagal di Turki, Juli lalu, KBRI terus menyampaikan imbauan agar mahasiswa dan pelajar WNI lebih berhati-hati, menghindari kontak dengan mereka yang terkait atau terafiliasi ke ulama Fethulah Gullen dan segera keluar dari fasilitas-fasilitas yang dikelola oleh kelompok-kelompok yang terkait.

Selain itu, KBRI terus berkomunikasi dengan pemerintah Turki dalam rangka memastikan keselamatan seluruh WNI di Turki, khususnya para pelajar dan mahasiswa penerima beasiswa Pasiad yang dikelola Fethulah Gulen.

Saat ini sekitar 35 pelajar dan mahasiswa penerima beasiswa Pasiad ditampung di kediaman Duta Besar RI Ankara.

Selain alasan keamanan, para WNI ditampung karena mereka sudah tidak lagi menerima uang beasiswa dari Yayasan Pasiad.

 

(ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara