Jakarta, Aktual.com-Aktivis Masyarakat Akar Rumpun suku Amugme dan Kamoro, Alex menuntut agar perusahaan Freeport ditutup dan dilakukan audit untuk membongkar kejahatan Freeport kepada masyarakat terdampak secara langsung atas aktifitas pertambangan di Papua.
Menurut keterangan Alex, Perusahaan asal Amerika Serikat itu mempermainkan dana corporate social responsibility (CSR) yang seharusnya didapat secara penuh oleh suku Amugme dan Kamoro, namun faktanya Freeport tidak pernah transparan atas kewajiban itu, sehingga hampir 50 tahun Freeport melakukan eksploitasi, namun masyarakat setempat masih dalam kondisi tertinggal.
“Bagi kami IUPK dengan KK tidak penting. Langkah pertama, tutup dan audit. Kalau terjadi audit, maka semua akan terbongkar, berapa sebenarnya dana CSR untuk masyarakat? Siapa yang gunakan dana itu,” katanya melalui pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat (7/4).
Selama ini papar Alex, orang berpir bahwa suku Amugme dan Komoro sudah mendapatkan haknya sebesar 1 persen, namun faktanya ungkap alex, dua suku itu tidak pernah menerima secara penun dana tersebut dan Freeport tidak bersikap transparan.
“Selama ini dibilang dana CSR 1 persen, ternyata dana itu tidak sepenuhnya untuk masyarakat terdampak langsung. Orang berpikir Amugmei dan Kamoro sudah dapat 1 persen, satu persen dari mana? Berapa nominalnya?” Ujuar Alex.
Alex memgatakan, dana yang seharusnya diterima masyarakat terdapak tersebut, telah dipangkas banyak pihak, bahkan Freeport-pun juga masih menggunakan dana itu.
“Siapa yang menggunakan dana itu? Freeport pun masih menggunakan dana itu, aparat menggunakan dana itu, Pemda juga menggunakan dana itu, masyarakat dapat berapa? Jadi bukan 1persen lagi. Makanya Freeport harus diaudit terlebih dahulu,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs