Jakarta, Aktual.com – Mantan Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas, sekaligus Pengamat Ekonomi dan Energi dari UGM, Fahmy Radhi mempertanyakan komitmen Direksi PT Pertamina (persero) untuk menjalankan bisnis perusahan BUMN secara transparan.

Ketidakjelasan hasil evaluasi skandal minyak bodong dari Glencore membuat dia semakin yakin bahwa sikap tertutup itu dalam rangka melindungi mafia migas di Pertamina.

“Hasil evaluasi skandal minyak bodong dari Glencore harusnya diumumkan ke publik secara transparan,” kata Fahmy kepada Aktual.com, Kamis (3/11).

Sementara kendati sikap Pertamina terkesan menutup-nutupi hasil evaluasi tersebut, namun dia mendapat info bahwa Pertamina telah menjatuhkan sanksi bagi Glencore dengan mencekalnya dari Daftar Mitra Usaha Terseleksi (DMUT) untuk jangka waktu beberapa bulan.

Akan tetapi sanksi ini dinilai terlalu ringan dan tidak akan memberi efek jera atas permainan dalam hal pengadaan minyak untuk kebutuhan crude.

“Kalau benar bahwa sanksi Glencore hanya beberapa bulan saja, sanski tersebut sangat ringan, yang berpotensi untuk mengulang penyimpangan serupa,” ujarnya.

Mestinya kata Fahmy sangsi tersebut selain berupa denda untuk mengganti kerugian Pertamina, namun juga pelarangan bagi Glencore dengan mencabut DMUT untuk selamanya.

“Kalau kemudian Glencore diijinkan ikut kembali dalam bidding ISC, ini mengindikasikan bahwa Mafia Migas ikut bermain di balik skandal Glencore,” tandasnya.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka