Jakarta, Aktual.com —  Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di tahun lalu menunjukkan peningkatan yang besar. Bahkan hingga akhir tahun ini, kredit bermasalah juga diprediksi bisa lebih tinggi, mengingat harga komoditas juga masih rendah.

Untuk mengantisapasi hal itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, ingin menjaga NPL tetap rendah termasuk untuk kredit di sektor bisnis ritel. Langkah yang ditempuh dengan menggandeng Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) untuk memberikan skema perlindungan terhadap nasabah Kredit Tanpa Agunan (KTA).

“Jamkrindo akan memberikan skema perlindungan bagi perseroan dan nasabah KTA, sehingga nasabah tidak ragu memanfaatkan Mandiri KTA,” ujar Direktur Consumer Banking Bank Mandiri, Hery Gunardi di Jakarta, Jumat (18/3).

Berdasar data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio NPL mencapai 2,49 persen di 2015 terhadap total kredit sebesar Rp 4.058 triliun. Rasio NPL tersebut meningkat tajam dibandingkan 2014 yang mencapai 2,16 persen.

Mandiri sendiri, kata dia, pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhaan bisnis KTA sebesar 22 persen. Sebagaimana diketahui, hingga akhir 2015 portofolio KTA Bank Mandiri senilai Rp14,1 triliun atau bertumbuh 19 persen, dengan rasio NPL memang masih rendah di angka 0,67 persen.

Di tempat yang sama, Direktur Bisnis Penjaminan Jamkrindo, Bakti Prasetyo menyebutkan, pada kerjasama ini pihaknya menargetkan penjaminan senilai Rp1 triliun hingga akhir 2016.

“Kami mencoba dahulu komitmennya. Kalau bagus, mungkin akan kami naikkan lagi penjaminannya. Saat ini penjaminan terbesar di KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan mikro,” tegas dia.

Sebelumnya, Jamkrindo telah memberikan penjaminan kepada banyak produk di Bank Mandiri, antara lain terhadap KUR dan program Kredit Kepemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR-FLPP).

“Hingga akhir 2015, penyaluran KPR-FLPP Bank Mandiri senilai Rp210 miliar kepada 2.600 rekening,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka