Surabaya, Aktual.com – Tepat setahun lalu, 27 Juli 2014, lokalisasi Dolly resmi ditutup oleh Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur yang berujung bentrok. Dan pada Senin (27/7), warga Dolly kembali berkumpul dalam rangkaian halal bi halal sekaligus refleksi setahun penutupan lokalisasi Dolly di jalan Putat Jaya Gang Lebar, Surabaya.

Sayang, acara yang dihadiri oleh mahasiswa, mantan PSK, mantan Mucikari, aktifis Dolly dan para pedagang kaki lima, nyaris dibubarkan oleh aparat. Maklum, aparat mengkhawatirkan jika terjadi makar.

Namun, setelah dilakukan kesepatakan, kegiatan tersebut boleh dilanjutkan, dengan catatan tidak melebihi batas jam, dan tidak menutup jalan.

“Alasannya mengganggu kanan kiri warga. Saya heran, warga yang mana. Di sini warga malah ikut hadir semua,” kata Pokemen, salah satu aktifis Dolly yang sebelumnya pernah dijebloskan tahanan lantaran didakwa sebagai penggerak penghuni Dolly dalam melawan petugas setahun lalu.

Masih kata Pokemon, alih fungsi dan alih profesi yang selama ini diagungkan Pemkot Surabaya untuk perkembangan ekonomi baru dianggap hanya gaung belaka. Sebab, sampai saat ini masyarakat banyak yang tidak bekerja dan tidak mendapat penghasilan.

“Para juru parkir, tukang ojek, pedagang kaki lima, tukang becak dan buru cuci, tidak lagi bekerja dan tidak ada pemberdayaan dari pemerintah kota,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: