Sejak mengambil alih kekuasaan, Taliban hanya mengizinkan anak perempuan usia sekolah dasar untuk bersekolah [File: Bulent Kilic/AFP/Al Jazeera)

Afganistan, Aktual.com – Janji Taliban untuk kembali mengijinkan anak-anak perempuan kembali ke sekolah akan menjadi kenyataan, setidaknya hal itu bisa kita ambil dari pernyataan Qari Saeed Khosty juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan pada hari Minggu (17/10) saat di wawancarai oleh Al Jazeera.

“Dari pemahaman dan informasi saya, sebentar lagi, semua universitas dan sekolah akan dibuka kembali dan semua anak perempuan dan para guru perempuan akan kembali mengajar mereka,” kata Qari Saeed Khosty.

Menurut Stefanie Dekker dari Al Jazeera, melaporkan dari Kabul. Khosti “menunjukkan bahwa sudah dekat bahwa gadis-gadis di sekolah menengah dan guru perempuan mereka akan segera kembali,”

Semenjak pengambilan kekuasaan Afganistan oleh Taliban isu ini berembus kencang karena dunia internasional menilai Taliban sangat konservatif dalam memahami posisi perempuan dalam sistem sosial. Mereka melarang perempuan dan anak perempuan mengenyam pendidikan dan pekerjaan.

Khosti “menunjukkan bahwa sudah dekat bahwa gadis-gadis di sekolah menengah dan guru perempuan mereka akan segera kembali,” kata Stefanie Dekker dari Al Jazeera, melaporkan dari Kabul.

“Ini adalah sesuatu yang telah kami dengar dari Taliban sejak mereka mengambil alih kekuasaan. Ya, mereka akan kembali. Tapi itu akan memakan waktu. Dan tentu saja, itu merugikan banyak perempuan,” katanya.

Para perempuan menurut Dekker ingin kembali diakui peran dan fungsi di masyarakat dan ini juga merupakan salah satu tuntutan masyarakat internasional agar Taliban melindungi dan menjaga hak-hak anak perempuan dan perempuan untuk pergi ke sekolah dan bekerja.”

Hal Ini juga telah mengirimkan sinyal memberlakukan kebijakan pemisahan gender untuk dibuka kembali. Dan memandang kabinet di pemerintahan juga bisa dimasuki perempuan.

Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan bahwa meskipun dia ragu Taliban akan sekali lagi melarang pendidikan anak perempuan, kelompok itu harus diingatkan bahwa Islam tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi lagi.

“Gagasan bahwa perempuan tidak boleh dididik sama sekali tidak Islami. Itu tidak ada hubungannya dengan agama,” kata Khan kepada media BBC.

Artikel ini ditulis oleh:

Dede Eka Nurdiansyah