SVP Integrated Supply Chain (ISC), Daniel S Purba, didampingi VP Supply Chain Planning & Optimization ISC, Ardhy N Mokobombang dan VP Crude & Product Trading & Commercial ISC, Hasto Wibowo saat Workshop mengenai update kinerja ISC di kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Rabu (21/9). PT Pertamina (Persero) akan meracik Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium ‎sendiri di fasilitas blending Tanjung Uban, Bintan. Dengan begitu dapat menghemat impor sebesar 2 juta barel per bulan. Aktual/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Sempat akan dipanggil DPR, Akhirnya ISC Pertamina menyatakan kesediaannya mengambil tambahan lifting dari 165 ribu BOPD menjadi sekitar 200 ribu BOPD yang sedang diproyeksikan operator lapangan Cepu.

Senior Vice President ISC Pertamina, Daniel Purba menegaskan bahwa pihaknya tidak menemukan kendala yang berarti untuk penyerapan minyak mentah tersebut. Hasil dari produksi nantinya bisa dibawa ke kilang-kilang milik Pertamina kecuali kilang Kasim di Papua.

“Bisa kita serap ke semua kilang, kecuali kilang kasim di Papua. Nanti bisa diproses pada kilang Dumai, Plaju, Balongan, Cilacap dan Balik Papan, jadi bisa kita serap semua. Selama ini juga biasanya demikian, jadi itu bisa diproses di kilang kita. Itu sudah terbukti, bukan teori,” katanya kepada Aktual.com, ditulis Kamis (22/9).

Sebelumnya Anggota Komisi VII DPR RI, Kurtubi mengancam akan memanggil ISC Pertamina jika struktur Pertamina itu tidak bersedia menerima hasil tambahan lifting dari Blok Cepu tersebut.

Hal ini menjadi tidak wajar baginya karena selama ini Pertamina mengaku kekurangan produksi dalam negeri hingga melakukan impor dan bahkan ekspansi usaha ke luar negeri untuk mencukupi kebutuhan konsumsi nasional.

Untuk itu kata Kurtubu, jika benar adanya penolakan dari ISC atas tambahan lifting tersebut, maka komisi VII akan memanggil ISC untuk diminta keterangan.

“Kalau sampai benar informasi ISC tidak mau, berarti kita akan panggil di RDP. Apa alasannya, bisa saja Exxon menjual keluar akhirnya. Sayang kalau tidak dimanfaatkan untuk domestik. Kalau ISC tidak mau apakah sudah banyak? padahal impor,” kata Kurtubi kepada Aktual.com, Senin (19/9).

(Reporter: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka