Depok, aktual.com – Doktor Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Dr. apt. Nanang Yunarto, M.Si. menemukan tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) yang terbukti memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar lemak dalam darah atau kolesterol.
“Efek penurunan kadar lemak dalam darah ini disebabkan oleh kandungan katekin yang terdapat dalam daun gambir,” katanya di Depok, Jumat 26/1).
Kolesterol tinggi dan lemak darah dapat menjadi pemicu serius penyakit kardiovaskular dan jantung koroner.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2022 menunjukkan bahwa penderita kolesterol di Indonesia mencapai 28 persen dari total jumlah penduduk.
Hingga saat ini, pengobatan kolesterol melibatkan penggunaan obat-obatan kimia, seperti golongan statin yang dapat berisiko untuk menimbulkan efek samping jika digunakan dalam jangka waktu yang panjang.
Ia melakukan penelitian dan uji klinik fraksi etil asetat daun gambir dalam bentuk tablet salut selaput. Produksi tablet salut selaput fraksi etil asetat daun gambir dilakukan pada skala produksi menggunakan fasilitas industri yang memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOTB) di PT Deltomed Laboratories.
Hasil uji klinik membuktikan bahwa kombinasi simvastatin 10 mg dan dua tablet salut selaput fraksi etil asetat daun gambir (dosis 1.000 mg) memberikan hasil terbaik dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL (Low Density Lipoprotein), dan meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein).
Dari sisi keamanan, penggunaan tablet ini aman selama 12 minggu, tidak memengaruhi fungsi organ vital, dan tidak menunjukkan efek samping merugikan pada pasien. Dengan temuan ini, gambir berpotensi sebagai alternatif alami yang efektif dan aman untuk menangani masalah lemak darah tinggi.
Fraksi ekstrak daun gambir menjanjikan sebagai produk herbal fitofarmaka dan dapat menjadi alternatif yang efektif serta aman untuk menangani masalah lemak darah tinggi.
Dengan produksi ekstrak gambir mencapai hampir 27.000 ton setiap tahun di Indonesia, ketersediaan bahan baku ini mencukupi untuk produksi produk fitofarmaka ekstrak daun gambir secara mandiri.
Hal ini tentunya dapat mendukung program pemerintah dalam percepatan pengembangan fitofarmaka dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain