Jakarta, Aktual.co — Subsektor tanaman pangan yang meliputi padi dan palawija (NTP-P) dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) Bali perannya mengalami kenaikan sebesar 0,84 persen dari 96.15 persen pada bulan Januari 2015 menjadi 96,96 persen pada Februari 2015.
“Nilai NTP yang masih berada di bawah angka 100 itu menunjukkan bahwa pertanian tanaman pangan masih lebih besar pasak daripada tiang, yakni pengeluaran untuk konsumsi dan usaha produksi pertanian masih lebih besar daripada hasil yang diterima,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu (8/3).
Ia mengatakan, indeks harga yang diterima petani (lt) pada subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,28 persen. Kenaikan itu antara lain terjadi pada kelompok padi sebesar 0,70 persen. Namun pada kelompok palawija menunjukkan penurunan sebesar 0,90 persen, berbeda dengan indeks harga yang diterima petani, karena indeks harga yang dibayar petani menurun sebesar 0,55 persen.
Panasunan Siregar menjelaskan, penurunan tersebut dipengaruhi oleh berkurangnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,73 persen, meskipun indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan 0,32 persen. Sementara harga gabah kering panen (GKP) pada tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 1,79 persen pada bulan Februari 2015, dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Januar 2015). Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan juga meningkat sebesar 1,64 persen, sekaligus berada di atas harga patokan pemerintah (HPP) yakni di tingkat petani sebesar Rp4.419,29 per kilogram dan di tingkat penggilingan Rp4.486,79 per kilogram.
Harga gabah di tingkat petani dan penggilingan di Bali mengalami kenaikan akibat berkurangnya stok gabah di tingkat petani maupun penggilingan. Berkurangnya stok gabah tersebut, karena baru memasuki musim hujan dan petani sedang persiapan untuk melakukan penanaman.
Panasunan Siregar menjelaskan, subsektor tanaman pangan merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Empat lainnya meliputi subsektor perikanan, peternakan. perkebunan dan hortikultura. Dari lima subsektor yang berperan terhadap pembentukan NTP Bali, dua subsektor yang mengalami penurunan yang meliputi hortikultura 0,65 persen dan tanaman perkebunan rakyat (TPR) 2,08 persen. Sedangkan tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan selain tanaman pangan juga subsektor perikanan 1,30 persen dan peternakan 0,42 persen, ujar Panasunan Siregar.
Artikel ini ditulis oleh:

















