French President Francois Hollande (R) welcomes Jordanian King Abdullah II and Queen Rania at the Elysee Palace before attending a Unity rally Marche Republicaine on January 11, 2015 in Paris in tribute to the 17 victims of a three-day killing spree by homegrown Islamists. The killings began on January 7 with an assault on the Charlie Hebdo satirical magazine in Paris that saw two brothers massacre 12 people including some of the country's best-known cartoonists, the killing of a policewoman and the storming of a Jewish supermarket on the eastern fringes of the capital which killed 4 local residents. AFP PHOTO / DOMINIQUE FAGET (Photo credit should read DOMINIQUE FAGET/AFP/Getty Images)

Jakarta, Aktual.com — Raja Yordania Abdullah II mengatakan, bahwa terorisme merupakan “ancaman terbesar bagi wilayah kami” dan umat Islam harus memimpin perang melawan itu.

Dalam pidatonya menghadapi ekstremisme, Raja Abdullah mengatakan, “baik tanggung jawab regional dan internasional, terutama pertempuran kami, kami umat Islam, terhadap mereka yang berusaha untuk menyesatkan masyarakat dan generasi muda dengan ideologi intoleransi perpecahan,” demikian dilansir dari laman OnIslam.

Meskipun pidato itu tidak secara khusus merujuk pada serangan di Paris, Prancis, yang menewaskan 129 orang, tapi Raja Abdullah sebelumnya telah mengutuk mereka sebagai “aksi teroris pengecut.”

Di tempat yang berbeda, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (dahulu Organisasi Konferensi Islam), dengan 57 negara anggota yang memiliki seorang perwakilan tetap di Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah mengutuk serangan teroris di Paris dan telah menyatakan “dukungan solidaritas yang kuat dan mendukung Prancis.”

Ketua OKI, Iyad Madani mengatakan, organisasi yang dipimpinnya secara tegas menolak aksi terorisme apapun yang melanggar hak untuk hidup dan yang berusaha untuk merusak “nilai-nilai kebebasan dan kesetaraan, bahwa Perancis secara tak langsung dilibatkan.”

Artikel ini ditulis oleh: