Anggota Komisi III DPR RI ini menambahkan terorisme sebagai tindak kejahatan muncul karena beragam faktor. Ia tidak bisa dilihat hanya sebatas pada persoalan ideologis dan hukum. Salah satunya karena faktor kesenjangan sosial ekonomi yang makin tinggi.
Hal ini membuat sebagian masyarakat merasa tidak diperlakukan secara adil oleh negara. Dari perasaan semacam itulah kemudian paham-paham radikal dan teror mudah tertanam dalam benak pikiran seseorang.
“Selama jurang kesenjangan sosial ekonomi masih ada maka terorisme akan tetap tumbuh di Indonesia. Prinsipnya keadilan sosial harus benar-benar bisa diwujudkan,” katanya.
Melihat korban yang ditimbulkan dari aksi terorisme, Karding berpendapat terorisme bukan berakar dari sejarah Bangsa Indonesia. Sebab menurutnya Bangsa Indonesia adalah bangsa ksatria yang tidak mengorbankan pihak tak bersalah dalam berperang.
“Sejarah peperangan antarsuku dan kerajaan di masa lampau menunjukkan bangsa ini tidak pernah memerangi pihak yang tak bersalah,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan